HUT TNI
Pernah Jadi Guru, Sosok Jenderal Besar Sudirman, Jadi Panglima Angkatan Bersenjata Usia 29 Tahun
Jenderal Sudirman merupakan Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat diganti namanya menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
Harta, jiwa, dan raga dikorbankannya demi republik tercinta.
Sebulan sebelum Sudirman meninggal, Bung Karno pernah menulis surat meminta maaf karena tidak sempat pamit kepada Sudirman di Yogyakarta, ketika pemerintahan pindah ke Jakarta setelah penyerahan kedaulatan.
Dalam surat lain, Sukarno menuturkan bahwa saing ikan duyung (konon lebih bagus dari gading gajah) yang merupakan hadiah dari Sultan Kotawaringin sudah dimasukkan ke dalam peti dan dikirim tadi pagi ke Jakarta.
Bila barang itu sampai, ia akan langsung membawanya kepada tukang pembuat pipa rokok terbaik di ibukota untuk selanjutnya dihadiahkan kepada Sudirman.
Mungkin pipa itu tidak sempat dikirimkan karena Sudirman sudah berpulang tanggal 29 Januari 1950.
la dimakamkan keesokan harinya di Makam Pahlawan Yogyakarta dengan prosesi yang diiringi puluhan ribu rakyat.
Ketika Belanda menyerang Yogyakarta 19 Desember 1948, Sukarno-Hatta dan beberapa anggota kabinetnya ditawan Belanda. Sedangkan Sudirman memutuskan bergerilya.
Sudirman kecewa karena Bung Karno sebelumnya sudah berjanji bila perlu akan berjuang masuk hutan.
Namun di sisi lain, keputusan untuk tetap tinggal di Yogyakarta merupakan keputusan kabinet.
Lagi pula menurut T.B. Simatupang, bila Sukarno-Hatta ikut bergerilya, diperlukan pengawal yang sangat banyak untuk menjaga keselamatannya.
Mungkin sampai satu batalion dan kita tidak memiliki personil sebanyak itu khusus untuk keperluan tersebut.
Tertawannya para pemimpin oleh Belanda di sisi lain membuat peluang untuk berunding selalu tersedia ketimbang berada di tengah rimba.
Hari Minggu tanggal 19 Desember 1948, ibukota negara Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Panglima Besar Jenderal Sudirman yang sedang sakit menolak anjuran Presiden Sukarno untuk tetap berada di dalam kota untuk istirahat dan berobat.
Sebaliknya, Sudirman memutuskan untuk meneruskan perjuangan bersenjata prajuritnya dengan dukungan rakyat.