Kuota internat gratis

Kemendikbud Temukan Kecurangan Bantuan Kuota Internet Gratis, Satu Nomor Didaftarkan 100 Orang

Kemendikbud temukan kecurangan bantuan Kuota Internet Gratis, satu Nomor didaftarkan 100 Orang

Editor: Adiana Ahmad
Screenshoot verval
Verval ponsel siswa dan guru untuk dapat kuota internet gratis dari kemendikbud 

Penerima terbagi dalam kelompok yang di antaranya adalah peserta didik PAUD, Peserta didik Pendidikan Dasar dan Menengah (SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan Kesetaraan), Peserta Didik tingkat Mahasiswa (Vokasi dan Akademi), Serta Tenaga Pengajar (Guru dan Dosen).

HORE, Belajar Online jadi Aman dan Lancar Dengan Kuota Internet Gratis dari IM3 Ooredoo Hingga 50 GB

Plt. Kepala Pusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie mengatakan, semua operator yang bekerja sama dengan Kemendikbud sudah mengirimkan bantuan kuota sesuai dengan porsinya masing-masing.

Hasan mengatakan jenjang pendidikan yang paling banyak mendapatkan bantuan kuota internet adalah SD dengan 11.377.504 penerima, disusul SMP sebanyak 5.323.548 penerima, dan SMA berjumlah 3.124.361 penerima.

Jenjang selanjutnya yang terbanyak mendapatkan bantuan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 3.028.027 penerima, lalu mahasiswa akademi 2.005.781, guru mendapatkan 1.358.958 penerima, serta siswa PAUD sebanyak 846.360 penerima.

Pengumpulan data penerima kuota internet dilakukan secara ketat.

Semua penerima bantuan kuota internet gratis telah melalui proses verifikasi dan validasi yang dilakukan
oleh pihak kementerian dan operator seluler.

Kapan Internet Gratis Kemendikbud Tahap 2 Cair? Cek Jadwal Lengkapnya Hingga 30 November 2020

Proses pengumpulan data nomor ponsel dilakukan secara ketat untuk memastikan agar bantuan tepat sasaran.

Hasan mengatakan pihaknya berupaya maksimal mengurangi penyalahgunaan bantuan.

Ia mengakui, dalam proses pengumpulan data itu pihaknya sempat menemukan sejumlah kasus kecurangan.

Salah satu kasus yang diungkap adalah penggunaan satu nomor ponsel yang didaftarkan oleh 100 penerima bantuan kuota internet.

”Kami sempat menemukan beberapa kasus yang menarik. Rata-rata orang Indonesia punya anak lima atau empat."

"Ada satu nomor yang diisi 100 orang anak. Itu kami drop tidak mungkin satu nomor untuk 100 orang anak,” ucap Hasan.

Ia memastikan nomor tersebut otomatis tidak diloloskan oleh Kemendikbud.

”Sampai sedetail itu kami memelototi nomor yang ada di Dapodik. Untuk memastikan betul nanti
kuota ini tidak disalahgunakan dan tepat sasaran peserta penerima kuota ini,” kata Hasan.

Hasan menjelaskan, biasanya para siswa menggunakan nomor ponsel milik orang tuanya, terutama siswa SD dan PAUD. ”Nomor itu bisa nomor orang tuanya. Kalau SD rata-rata nomor orangtua semua itu, karena mereka enggak punya nomor sendiri,” ungkap Hasan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved