G30S PKI
Banyak yang Tak Tahu! Kisah Cinta Tragis Kapten Pierre Tendean Korban G30S/PKI, Sebulan Lagi Menikah
Banyak yang belum tahu, bahwa saat tewas pada peristiwa G30S/PKI ini, Pierre Tendean telah merencanakan pernikahannya.
Setelah menamatkan sekolah dasar di Magelang, Pierre Tendean melanjutkan jenjang sekolah menengahnya di Semarang.
Kala itu, sang ayah memang sedang bertugas di Semarang.
Setelah lulus SMA inilah ketertarikan Pierre Tendean terhadap militer mulai terwujud.
Pierre Tendean menempuh pendidikan taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), yang berada di Bandung, pada 1958.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Pierre Tendean mengawali karier sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan, Medan.
Setahun kemudian, Pierre Tendean melanjutkan pendidikan di Sekolah Intelijen Negara di Bogor.
Setelah tamat, ditugaskan oleh Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata di Malaysia.
Kala itu, memang sedang terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.
Pierre ditugaskan untuk memimpin sekelompok relawan di beberapa daerah menyusup ke Malaysia.
Sejak saat itu, karier Pierre Tendean mulai menjanjikan.
Ada tiga jenderal yang menginginkan Pierre Tendean sebagai ajudannya, antara lain Jenderal AH Nasution, Jenderal Hartawan dan Jenderal Kadarsan.
Namun kala itu Jenderal Nasution bersikeras agar Pierre Tendean menjadi ajudannya.
Pada akhirnya, Pierre Tendean dipromosikan menjadi Letnan Satu pada 15 April 1965.
Pierre Tendean menjadi pengawal pribadi AH Nasution, menggantikan Kapten Manullang yang gugur saat menjaga perdamaian di Kongo.
Pada usia 26 tahun, Pierre Tendean menjadi satu di antara pengawal termuda AH Nasution.