WALHI NTT Selenggarakan Lomba Jurnalistik Lingkungan Hidup "Par Deng Par"

Lomba Jurnalistik bertajuk "Par Deng Par" itu dibuka untuk para jurnalis di NTT.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
ISTIMEWA
ILUSTRASI 

WALHI NTT Selenggarakan Lomba Jurnalistik Lingkungan Hidup "Par Deng Par"

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Wahana Lingkungan  Hidup Indonesia (WALHI) Nusa Tenggara Timur akan berusia 24 tahun pada 6 Oktober 2020 mendatang. Sementara, WALHI Indonesia akan berusia 40 tahun pada 15 Oktober 2020.

Dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya, WALHI NTT menginisiasi Lomba Jurnalistik Lingkungan Hidup dengan tema Krisis Ekologis di NTT. Lomba Jurnalistik bertajuk "Par Deng Par" itu dibuka untuk para jurnalis di NTT. 

Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM pada Senin (28/9), Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang Tanaamahu mengatakan dalam berbagai pengalaman WALHI, pers dan jurnalis merupakan mitra yang telah banyak membantu kerja kerja advokasi untuk kepentingan rakyat dan lingkungan hidup. 

"Salah satu kontrol publik yang paling diharapkan yakni kerja kerja jurnalisme. Sebagaimana kita tahu, jurnalistik merupakan sebuah metode kerja yang memproses kenyataan menjadi informasi. Tidak terkecuali kenyataan terkait perlindungan lingkungan hidup dan wilayah Kelola rakyat," kata Umbu. 

Menurutnya, pers merupakan salah satu pilar demokrasi yang turut bertanggung jawab terhadap nasib rakyat dan lingkungan hidup. Oleh karena itu penting untuk pers juga terus bersuara tentang pentingnya keadilan dan pelestarian lingkungan hidup. 

"WALHI sebagai organisasi advokasi Lingkungan hidup berharap media sungguh sungguh memperhatikan hal ini. Pers dapat menjadi garda terdepan untuk mengingat pemerintah tentang potensi bencana ekologis dan kemanusiaan bila pemerintah terus abai atas hal hal ini," katanya. 

Ia mengatakan, dalam 4 tahun terakhir, WALHI NTT mendapatkan ratusan laporan yang terkait dengan pengrusakan lingkungan mulai dari hutan, sampah, limbah hingga penambangan. Praktek praktek yang tidak pro pada lingkungan hidup dan wilayah Kelola rakyat serta keadilan antar generasi ini dalam prediksi WALHI NTT masih akan terus berlanjut. 

Kecenderungan pembangunan, katanya, lebih dominan pada urusan ekonomi semata. Oleh karenanya perlu ada kontrol publik yang lebih kuat agar tidak terjadi penghancuran alam yang luar biasa dan merajalelanya ketidakadilan. 

Terkait pemilihan tajuk “Par Deng PAR”, kata Umbu, merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap kontribusi Piter A Rohi (Alm) yang merupakan jurnalis senior yang pernah menulis berita peringatan kepada pemerintah NTT akan potensi bencana gunung meletus di Waiteba, Lembata. "PAR merupakan  akronim dari Piter A Rohi," katanya. 

Tujuan lomba Jurnalistik lingkungan hidup tersebut , jelas Umbu, mau mengangkat masalah masalah lingkungan hidup dan ketidakadilan antar generasi dalam konteks penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam di NTT. 

Selain itu, juga mengajak publik untuk terlibat aktif dalam mengontrol pembangunan agar tidak terjadi bencana ekologis dan ketidakadilan antar generasi di NTT dan memberi apresiasi kerja kerja jurnalistik lingkungan yang telah dan akan dilakukan oleh para jurnalis di NTT. 

Ketua Panitia Rima Melani Bilaut menjelaskan, peserta lomba merupakan wartawan media cetak dan online lokal maupun nasional yang berdomisili di NTT dan tidak ada batasan usia. 

Peserta lomba, kata Rima, wajib melampirkan biodata singkat disertai foto kartu Pers dan KTP bersama tulisan dan hanya  dibolehkan mengirim satu tulisan dengan foto dokumentasi untuk masing masing peserta. 

Rima mengatakan, tulisan yang dilombakan adalah tulisan berita dengan kategori indepth reporting yang sesuai dengan tema atau sub tema dan berdasarkan informasi dari narasumber yang kredibel dan liputan lapangan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved