Berita Ende Terkini
Suka-duka Petugas Sensus Penduduk Ende 2020, Ada yang Meninggal Dunia
Sejak 1 September 2020, 332 petugas sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ende mulai berkeliling mendata pend
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti
POS-KUPANG.COM | ENDE - Sejak 1 September 2020, 332 petugas sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ende mulai berkeliling mendata penduduk.
Berbagai pengalaman, menarik dan menantang silih berganti. Banyak warga yang menyambut dengan antusias, tidak sedikit juga yang menolak.
Mereka memaklumi jika ada warga yang menolak, mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. Warga takut tertular Covid-19.
Kepala BPS Ende, Paulus Puru Bebe beberapa waktu lalu kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan semua petugas sebelum turun ke lapangan sudah dirapid tes dan negatif.
Saat beraktivitas pun mereka diwajibkan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dan handsanitizer. Namun Paulus juga memaklumi jika ada warga yang menolak.
Menurut Paulus warga yang menolak, sebagian besar di wilayah Kota Ende, terutama saat jumlah pasien Covid-19 di Ende meningkat tajam hingga 60 pasien.
Selain penolakan dari warga petugas juga sering dikejar anjing bahkan ada yang sampai digigit. Saat di medan jalan yang buruk, terutama di desa-desa, adapetugas jatuh dan terluka.
Petugas Sensus Meninggal Dunia
9 September 2020, salah seorang petugas sensus, Romanus Ragho (26) meninggal dunia. Pria bujang ini meninggal saat jam istirahat
Romanus Ragho meninggal dunia di Desa Randorama, di desanya sendiri tempat dia bertugas.
Keluarga, rekan-rekan dan pihak BPS Kabupaten Ende merasa kehilangan sosok Romanus Ragho. Sebagaimana petugas lain, Romanus sangat rajin berkeliling mendata penduduk.
Beberapa minggu pasca Romanus meninggal, keluarga sempat kaget ternyata ada santunan untuk Romanus.
Hari ini, Jumat (25/9/2020), Katarina Dengo Ibunda Romanus yang sudah lansia dan salah satu sanak keluarganya diundang ke Kantor BPS Ende untuk menerima santunan senilai 42 juta rupiah.
Wajah Katarina masih memancarkan kesedihan, belum lama ia dtinggal pergi putranya. Ia enggan berbicara, matanya sayu.