Klinik Aborsi
KLINIK Aborsi Ilegal Digerebek Polisi, Tiga Tahun Beroperasi, Septic Tank Penuh Janin yang Dibunuh
Sudah berlangsung lama hingga sudah meraup keuntungan hingga miliaran rupiah. Akhirnya klinik aborsi ilegal ini berhasil digerebek polisi.
Dari pemilik klinik, dokter, petugas kasir, suster, penjaga keamanan, petugas kebersihan, hingga pasien aborsi.
"Total semuanya ada 9 orang sebagai orang yang bekerja di klinik tersebut. 1 orang lagi adalah pasien sendiri. Kita lakukan penggeledahan di sana, kita amankan 10 orang," terang Yusri.
Diketahui, klinik pembunuhan janin tersebut mampu mengantongi uang sampai Rp10 miliar sejak 3 tahun silam.
Yusri mengatakan, estimasi keuntungan yang didapat bisa Rp 10 juta per hari.
"Kalau dihitung klinik ini rata-rata terima 5-6 pasien dengan keuntungan sehari bisa Rp 10 juta. Kalau kita hitung total dari 2017 berapa keuntungan yang diraup itu ada sekitar Rp 10 miliar lebih," ungkap Yusri.
Klinik tersebut, lanjut Yusri, juga memberikan harga bervariasi tergantung usia janin yang bakal dilenyapkan tersebut.
Biaya akan semakin murah jika usia janin masih muda.
"Biaya termurah sekitar Rp 2 juta dengan janin yang termuda. Biasanya janin itu sekitar 2 minggu, itu dengan biaya Rp 2 juta. Kemudian di atas 5 minggu itu sekitar Rp 4 juta," terang Yusri.
Sementara itu, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, selaku Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, mengatakan klinik sudah membuang ribuan janin pasien ke dalam septic tank.
Calvijn menuturkan, pembongkaran kloset di klinik oleh pihak kepolisian menjadi awal kasus tersebut terungkap.
Dalam septic tank tersebut ditemukan beberapa barang bukti berupa sampel darah.
"Pasca dilakukan aborsi, penyidik dan labfor telah melaksanakan bongkar septic tank untuk memastikan janin dari tindakan aborsi," tutur Calvijn.
Satu di atara pasien aborsi tersebut, lanjut Calvijn, ikut diamankan kepolisian.
Dilansir Tribunnewswiki dari Serambinews, pasien tersebut ikut ambil bagian dalam pembuangan janin ke dalam kloset.
"Faktanya selesai aborsi tersangka membantu dokter membuang hasilnya ke WC. Itu sebabnya penyidik menyedot dan mendapatkan cairan dari tersangka ibu janin tersebut," tearng Calvijn.