Tak Berdaya Hadapi China di LCS, Filipina Akan Minta Bantan AS Jika AL-Nya Diserang China

Dalam sidang, mahkama arbitrase sudah memutuskan bahwa wilayah yang disengkatan itu merupakan bagian teritorial Filipina

Editor: Alfred Dama
via sosok grid.id
Kapal Induk USS Ronald Reagan diampingi USs Nimitaz di Laut China Selatan 

Sejak 1951, AS dan Filipina memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama yang mengikat mereka untuk saling mendukung jika terjadi serangan.

Aaron Jed Rabena, peneliti di lembaga think tank kebijakan luar negeri Asia Pacific Pathways to Progress, mengatakan kepada China South Morning Post, Beijing "mungkin melihat pernyataan Locsin sebagai tanda keberlanjutan penyelarasan strategis antara Manila dan Washington".

Baca Juga: Prancis-Inggris-Jerman ramai-ramai menentang klaim China di Laut China Selatan

Menurut Rabena, ketika mengunjungi Filipina pada Maret 2019, Pompeo mengatakan, "jika China memulai serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina atau kapal atau pesawat publik mana pun di Laut China Selatan, Perjanjian Pertahanan Bersama akan diaktifkan".

Lauro Baja, Perwakilan Filipina di PBB, yang pernah dua kali menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB, menyatakan, "Suka atau tidak, konfrontasi militer antara AS dan China akan melibatkan kami, dan Filipina tidak akan punya pilihan selain berpihak pada AS".*

Sebagian artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul: Filipina: Kami minta bantuan AS jika China serang kapal AL kami di Laut China Selatan https://internasional.kontan.co.id/news/filipina-kami-minta-bantuan-as-jika-china-serang-kapal-al-kami-di-laut-china-selatan?page=all

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved