Pria Timor Leste Ini Diculik Anggota TNI, Kala Ingatannya Memudar, Sang Penyelamat Datang Menemuinya
Bergabungnya Timor Leste dengan Indonesia terjadi melalui invansi yang diwarnai dengan pertempuran tentara Indonesia dan kelompok fretelin.
Kisah terenggutnya masa kecil Alis dari kampung halamannya terjadi di tahun 1977.
Ketika itu, kebanyakan saudaranya ikut dalam perang melawan Indonesia, sementara ia yang masih kecil tetap bersama sang ibu.
"Kalau kakak-kakak yang lain ini udah misah semua ikut perang waktu itu mempertahankan Timor Timor di kesatuan fretilin," katanya.
Namun suatu hari ketika ia tengah bersama teman-temannya di pinggir jalan, seorang tentara menghampirinya.
"Orangtua masih di gereja, saya sama temen-temen di pinggir jalan, posisi kita lagi judi di jalan gitu lah, sama temen-temen,"
"Datang tuh satu mobil tuh, di situ tuh ada ABRI dua orang di situ,"
"Ketika kita lagi judi di situ waktu itu, mereka nanya, 'nak udha tau belum ibu kotanya negara Indonesia', gitu," ungkapnya.
Tak tahu menahu tentang ibu kota Indonesia yang baru menjadikan Timor Leste provinsinya yang ke-27, Ali yang masih kecil dan teman-temannya pun menjawab apa adanya.
"Kami bilang belum tau, 'Itu di mana?' gitu," ungkapnya.
Mendengar jawaban anak-anak polos itu, tentara Indonesia yang menghampiri Alis dan teman-temannya pun menawarkan mereka untuk ikut ke Jakarta.
"'Oh itu jakarta, mau tau ngga? Kalau mau ayo naik mobil semua', gitu," kata Alis menirukan tentara itu.
Anak-anak Timor Leste itu ikut para tentara, tanpa tahu bahwa itu adalah tempat yang jauh dari kampung halamannya. Lebih lagi, bahwa itu bisa membuat mereka terpisah dari keluarganya berpuluh-puluh tahun, bahkan selamanya.
• Pasukan Khusus Rusia Ringkus Mantan Polisi Lalu Lintas Yang Mengaku Sebagai Titisan Yesus Kristus
• Politisi NasDem Buang Hp Di Laut, Diduga Untuk Hilangkan Bukti Percakapannya Dengan Jaksa Pinangki
Salah satu dari tentara itu adalah Sumiya Atmaja, dia membawa Alis pulang bersamanya ke jawa barat dan mengadopsinya.
Alis mungkin sedikit beruntung karena tentara yang mengadopsinya memperlakukannya dengan baik.
Namun, tetap saja itu berarti ia direnggut dari kebersamaannya dengan keluarga kandungnya dan tak pernah kembali ke kampung halamannya.
