Taiwan GENTING, China Mulai Hitung Mundur Serbu Taipe Tanggal 3 November 2020,Persiapan sudah Matang

Bahkan negara Tirai Bambu itu sudah mulai hitung mundur jadwal penyerangan ke Pulau Taiwan. Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA sudah mentetapkan

Editor: Alfred Dama
via Intisaroi.grid.id
Presiden China, Xi Jinping saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan pada Kamis (13/4/20 

Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase yang didukung PBB memutuskan mendukung petisi Filipina yang membatalkan klaim "sembilan garis putus-putus" dari China.

Baik Prancis, Inggris, dan Jerman, semuanya merupakan pihak dalam UNCLOS

Tiga negara Eropa ini menggarisbawahi pentingnya "pelaksanaan kebebasan laut lepas tanpa hambatan, khususnya kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas damai yang diabadikan dalam UNCLOS, termasuk di Laut China Selatan."

Mereka juga menekankan kondisi spesifik dan lengkap yang diuraikan dalam Konvensi untuk penerapan administrasi pulau ke fitur lahan yang terbentuk secara alami.

Alasan bahwa "kegiatan pembangunan lahan atau bentuk transformasi buatan lainnya tidak dapat mengubah klasifikasi fitur di bawah UNCLOS."

Selain negara-negara Asia Tenggara yang secara langsung berbatasan dengan negeri Tirai Bambu di Laut China Selatan, beberapa negara lain diketahui telah menentang klaim sepihak China.

Jepang dan Amerika Lontarkan Kritik Pedas Klaim China atas Laut China Selatan

Sebelumnya, Jepang dan Amerika Serikat (AS) terang-terangan menentang klaim Tiongkok.

Melansir Kontan.co.id (15/7/2020), laporan pertahanan tahunan Jepang menuduh Tiongkok mendorong klaim teritorial di tengah pandemi corona.

Negeri Samurai mencurigai China menyebarkan propaganda dan disinformasi, karena memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang memerangi Covid-19.

"Disnformasi seperti itu termasuk klaim, virus corona dibawa ke China oleh anggota militer AS. Atau obat herbal Cina dapat mengobati Covid-19," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang.

China terus berupaya mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut China Selatan. Demikian uraian Jepang dalam buku putih pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, mengutip Reuters, Selasa (14/7).

Di Laut China Selatan , China menegaskan klaim teritorialnya dengan mendirikan distrik administratif di sekitar pulau-pulau yang disengketakan.

Jepang melihat China sebagai ancaman jangka panjang yang lebih serius dibandingkan Korea Utara dengan senjata nuklir.

Negeri Tirai Bambu menghabiskan anggaran empat kali lebih banyak dibandingkan Jepang di bidang pertahanan untuk membangun segala fasilitas militer modern yang besar.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved