Berita Manggarai Terkini

Aktivitas Wisata Wae Rebo Kembali Dibuka, BOPLBF Laksanakan Gerakan BISA, Simak AKsinya

dibukanya kembali aktivitas pariwisata di beberapa destinasi wisata di Labuan Bajo dan Flores, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLB

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/dok BOPLBF
Kegiatan BISA yang dilaksanakan oleh BOPLBF. 

POS-KUPANG.COM/dok BOPLBF
Kegiatan BISA yang dilaksanakan oleh BOPLBF.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | RUTENG---Dengan dibukanya kembali aktivitas pariwisata di beberapa destinasi wisata di Labuan Bajo dan Flores, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) secara simultan terus melaksanakan kegiatan padat karya melalui Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Ini sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan destinasi-destinasi wisata dengan menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety, Environment/CHSE) secara disiplin.

Sebagai tindak lanjut dari reaktivasi wisata kampung adat Wae Rebo yang secara resmi dibuka kembali oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat pada 6 September 2020 lalu, BOPLBF melaksanakan Gerakan BISA di Wae Rebo. Kegiatan itu berlangsung dari tanggal 13-14 September 2020.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut melibatkan masyarakat lokal Kampung Wae Rebo dan diharapkan dapat mempersiapkan masyarakat Wae Rebo untuk kembali menerima kunjungan wisatawan dan sekaligus sebagai upaya mensosialisasikan tatanan normal baru melalui penerapan standar protokol CHSE di destinasi wisata.

Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina dalam keterangan pers yang dikirim oleh Divisi Komunikasi Publik
BOPLBF kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (16/9/2020) mengatakan, kegiatan itu sebagai bentuk dukungannya untuk masyarakat kampung adat Wae Rebo. Menurut Shana, letak Wae Rebo yang jauh dan berada di ketinggian menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi masyarakat maupun wisatawan.

"Wae Rebo letaknya jauh dan di ketinggian. Penerapan protokol CHSE harus benar-benar disiplin demi keselamatan bukan hanya wisatawannya, tetapi juga masyarakatnya. Nah, ini yang mau kita dorong dan kita benar-benar edukasi agar masyarakat benar-benar paham betapa pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan ini,"terang Shana.

Selain edukasi tentang protokol kesehatan, Shana juga menegaskan, penyiapan protokol CHSE akan dikembangkan termasuk dengan mendesain jalur evakuasi Kampung Wae Rebo, sehingga pengamanan keselamatan dan kesehatan akan lebih terjamin.

"Kedepannya masyarakat Wae Rebo juga akan dilatih tentang bagaimana mengatasi masalah kesehatan yang mendesak. Perlu didesain jalur evakuasi, sehingga bisa menjamin kemanan dan keselamatan masyarakat maupun wisatawan,"jelas Shana.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pelestarian Budaya dan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam dan Budaya Wae Rebo, Fransiskus Mudir saat membuka kegiatan itu menyampaikan apreasiasinya terhadap sebagala bentuk upaya yang dilakukan pemerintah pusat mapun daerah terhadap masyarakat Kampung Wae Rebo.

"Kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata melalui BOPLBF yang tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada kami. Ini menjadi awal yang baik. Kegiatan seperti ini kami perlukan saat ini, sehinggga kami tidak terus-terusan terkurung dalam rasa takut yang berlebihan,"ungkap Fransiskus.

Lebih lanjut Fransiskus berharap, gerakan BISA dapat menjadi pemicu agar gaya hidup bersih dan sehat dapat makin diterapkan dan kedepannya menjadi gaya hidup masyarakat Kampung Wae Rebo, selain memberikan keindahan juga kenyamanan pada semua pihak.

Adapun setelah melakukan kegiatan bersih–bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOPLBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung untuk kelancaran penerapan normal baru pada destinasi wisata seperti alat Thermo Gun, pembagian masker dan Face Shield, serta ala-alat kebersihan seperti sapu lidi dan alat kebersihan lainnya.

Pelaksanaan Gerakan BISA di Kampung Adat Wae Rebo merupakan kali ke 5 yang digelar BOPLBF. Gerakan BISA pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Sikka, menyusul Pulau Komodo, Kabupaten Ende, Kampung Air Labuan Bajo, dan kini di Wae Rebo Kabupaten Manggarai.

Kampung Adat Wae Rebo sendiri merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Manggarai. Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), Wae Rebo merupakan salah satu desa tertinggi yang ada di Indonesia dengan pemandangan yang sangat indah dengan dikelilingi pegunungan yang ada.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved