Mengenang Kunjungan Lima Hari di NTT: Jakob Oetama Puji Panorama di Nilo
Frans Seda mengajak Jakob Oetama dan petinggi Kompas Gramedia lainnya menuju makam orangtuanya. Frans Seda menyalakan lilin. Kami berdoa di sana
"Ke Flores ini, bagi saya adalah suatu penziarahan pribadi. Mohon maaf terlambat tiba di sini (Ledalero). Tadi saya dibawa lebih dulu ke Bunda Maria di Nilo. Tentu sebagai wartawan saya sudah bepergian ke mana-mana. Tapi di sini saya melihat panorama, lingkungan alam yang kaya, yang memikat, mencerminkan kebesaran Tuhan. Jarang ada panorama, suatu lingkungan, suatu langit biru bersih seperti tanjakan tujuh kilometer ke Bunda Maria di Nilo itu. Luar biasa. Luar biasa..." kata Jakob mengungkapkan kekagumannya.
Jakob Oetama yang berbicara dalam seminar bertema: Peran Pers Indonesia dalam Membentuk Budaya Politik Demokratis antara lain, menggarisbawahi perubahan revolusi teknologi informasi yang membuat segala peristiwa di seluruh dunia penyebarannya berlangsung serentak-seketika dan interaktif.
"Perubahan yang dibawa oleh revolusi teknologi informasi luar biasa. Orang macam saya ketinggalan zaman. HP (handphone) saja hanya pakai untuk telepon, SMS saya belum menggunakannya, sangat ketinggalan," kata Jakob Oetama.
"Komputer saya sudah pakai, tapi sekadarnya. Kalau rusak, wah...cari cucu. Kalau cucu di sekolah, telepon kantor. Orang macam saya seharusnya malu karena bergerak di bidang komunikasi, tapi dalam menghandel teknologinya ketinggalan. Tentu saja lembaga (Kompas Gramedia) tidak boleh ketinggalan," katanya sambil tersenyum disambut aplaus peserta seminar yang memenuhi aula STFK Ledalero saat itu.
Demikian sekilas kenangan yang saya rekam saat Jakob Oetama berkunjung ke NTT hampir lima belas tahun lalu. Yang mengiris hati adalah empat tokoh yang bersama dalam ziarah kala itu sudah berpulang.
Frans Seda meninggal dunia 31 Desember 2009 dalam usia 83 tahun. Om Damyan Godho 29 Januari 2019, August Parengkuan kembali ke haribaanNya 17 Oktober 2019 dan Jakob Oetama di hari Rabu kelabu 9 September 2020. Mengenang mereka, tak terasa air mata ini berlinang. Beristirahatlah dalam damai dan kasih Tuhan. (dion db putra)