Sosok Saddam Hussein, Nakal Dari Kecil, Geng Saat Remaja Lalu Pimpin Irak dan Menggemparkan Dunia

Ketika masih kecil, kawan-kawannya mengenal Saddam sebagai bocah yang suka berkelahi dan suka menggertak yang lemah, 16 tahun ia memimpin geng jalanan

Editor: Frans Krowin
Pos Kupang/Kolase
Saddam Hussein 

Selain itu, ia juga mulai kembali aktif terjun ke politik dan tercatat sebagai anggota "Jihaz Haneen", dinas keamanan Partai Baath.

Pada 14 Oktober 1963, ia ditahan dengan tuduhan terlibat dalam perebutan kekuasaan, tetapi tuduhan itu tidak kuat.

Ia dibebaskan dan kembali aktif di Partai Baath, bahkan pada September 1966, terpilih sebagai Deputi Sekretaris Jenderal Partai Baath.

Sepak terjangnya di dunia politik makin mantap.

Pada 17 Juli 1968, ia menjadi salah satu anggota Partai Baath yang melancarkan kudeta politik yang diawali dengan pengepungan Istana Presiden dan Presiden Abdul Rahman Arif.

Kudeta itu melahirkan presiden baru yakni Ahmed Hassan Al-Bakr, yang masih terhitung famili Saddam dari Tikrit.

Saat itu, Saddam diangkat menjadi Deputi Ketua Dewan Komando Revolusioner dan Wakil Presiden.

Begitu kesempatan terbuka, ia lalu membersihkan orang-orang yang tidak sealiran, yang non-Baath, dari posisi di pemerintahan dan militer dengan kekerasan.

Setelah membersihkan lawan-lawan politiknya, pada 1 Juni 1972, Saddam melancarkan proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak Barat yang sebelumnya telah memonopoli minyak Irak.

Tindakan itu dimaksudkan untuk menghapus monopoli Barat atas minyak Irak dan mengembalikan kekayaan Irak kepada rezim yang berkuasa.

Perjalanan politik Saddam mencapai puncaknya ketika pada Juni - Juli 1979 ia melucuti semua kekuasaan dan posisi Presiden Ahmed Hassan Al-Bakr.

Presiden Ahmed Hassan dikenai tahanan rumah. Saat itu juga, Saddam diambil sumpahnya sebagai presiden.

Padahal, sebelumnya Saddam sangat dipercaya oleh Ahmed Hassan, pemimpin yang dikenal sangat baik dan religius.

Ahmed Hassan menyerahkan segalanya pada Saddam, karena ia bekerja total, sepenuhnya, 18 jam sehari.

Saddam diangkat menjadi kepala keamanan, ia juga mengepalai Departemen Petani, juga dipercaya menjalin hubungan dengan suku Kurdi, memimpin komite yang mengontrol minyak.

Ia juga memimpin komite yang mengontrol hubungan dengan negara-negara Arab.

Ia juga memimpin sindikat kaum buruh.

Semuanya ada di tangan Saddam, dan pada akhirnya Ahmed Hassan Al-Bakr pun tersingkir.

Langkah Saddam tidak berhenti di sini. Pada 16 Juli 1979, ia mensahkan dirinya sebagai Sekjen Kepemimpinan Regional Partai Baath di Irak dan Ketua Dewan Komando Revolusioner.

Paus Fransiskus Menyapa Umat, Setelah Berbulan-Bulan Vatikan Tangguhkan Semua Acara Gegara Covid-19

Seusai Resepsi Pernikahan, Pasangan Pengantin Terpapar Corona, Mempelai Pria Datang Dari Jakarta

Sehari kemudian, ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Irak.

Sejak saat itu, ia menjadi orang nomor satu di Irak dengan segala kekuasaannya.

Cerita ia memaksa sepupunya sendiri, Ahmed Hassan Al-Bakr, turun dari tampuk kekuasaan sangat ironis.

Ketika Saddam sudah memegang semua jabatan, pelan-pelan Ahmed Hassan mulai pudar.

Pada 11 Juli saat penutupan sidang Dewan Komando Revolusiner, ia melepas seluruh kekuasannya dan menyerahkannya kepada Saddam.

Tanggal 15 Juli, presiden berusia 65 tahun itu malahan membantu anak didiknya, mengumumkan di televisi bahwa ia mundur karena alasan kesehatan, dan Saddam pun berkuasa penuh! (*)

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Grid.ID : https://www.grid.id/read/042318717/sang-adik-kini-hidup-bergelimang-harta-hingga-miliki-gurita-bisnis-dimana-mana-intip-potret-hidup-rio-tengker-kakak-tiri-nagita-slavina-yang-sederhana-dan-tak-pernah?page=all

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved