WNI Terpapar ISIS
KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS Suriah, Ini Tanggapan BNPT, Ternyata Syamsul Hadi Bukan Orang Biasa
KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS Suriah, Ini Tanggapan BNPT, Ternyata Syamsul Hadi Bukan Orang Biasa
KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS Suriah, Ini Tanggapan BNPT, Ternyata Syamsul Hadi Bukan Orang Biasa
POS-KUPANG.COM, JAKARTA- Viral video penemuan KTP WNI di Markas ISIS Suriah.
Video yang diunggah pada Sabtu malam itu juga menunjukkan adanya penemuan uang pecahan rupiah di tempat yang sama.
Penemuan KTP WNI di markas ISIS Suriah itu terjadi saat kelompok Houthi menggeledah markas ISIS di daerah Al Bayda, Yaman.
Menanggapi video tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar menjelaskan video viral yang memuat penemuan KTP diduga WNI itudiunggah pada Sabtu malam.
Video itu juga menunjukkan adanya penemuan uang pecahan rupiah di tempat yang sama.
• Teroris Penembakan di Masjid Selandia Baru Dihukum Seumur Hidup, Hakim: Engkau Tak Punya Rasa Kasih
Boy Rafli memastikan, yang bersangkutan adalah Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau teroris lintas batas.
"Syamsul Hadi alias Abu Hatim Al sundawy al Indonesy, orang Ibnu Mas’ud, merupakan tokoh penting di Suriah. Dia teridentifikasi sebagai FTF asal Indonesia yang berpengaruh di Suriah," kata Boy Rafli, Senin (31/8).
"Protracted civil war atau perang sipil di Yaman adalah daya tarik munculnya berbagai kelompok teroris di Yaman, salah satunya dengan munculnya ISIS. Oleh karena itu, dengan kekalahan ISIS di Suriah dan Irak menyebabkan sejumlah “fighters” yang relokasi (relocating)," lanjut dia.
Sementara menyoal adanya uang pecahan rupiah di markas Isis di Yaman, ia menuturkan, hal itu menunjukan masih adanya Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau teroris lintas batas yang berpindah tempat di daerah - daerah perang.
• Inilah Sosok Nanah, Perempuan Indonesia Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina, Janda Teroris
"Hal ini juga menunjukkan terjadi perpindahan “fighters” dari satu wilayah ke wilayah lainnya, khususnya negara-negara yang memiliki konflik internal," katanya lagi.
Mantan Kapolda Papua ini, menjelaskan penyerangan pada markas ISIS di Yaman oleh Houthi terjadi pada pertengahan bulan Agustus lalu.Ia tak menjelaskan lebih lanjut, bagaimana nasib WNI itu.
Ilustrasi ISIS (Signature Reads)
Sejauh ini, Indonesia menurut Boy Rafli, telah memiliki strategi PRR (prosecution, rehabilatation and reintegration) yang efektif dalam menghadapi FTF returnees dan relocators.
Menurutnya, dalam UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme telah mengatur ketentuan menghadapi FTF returnees asal Indonesia.