Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Ile Ape Bisa Dilihat Dari Kota Lewoleba

Peristiwa kebakaran hutan di lereng Gunung Ile Ape, Kabupaten Lembata masih terjadi sejak Minggu kemarin

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Ile Ape Bisa Dilihat Dari Kota Lewoleba
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Kebakaran hutan di lereng Gunung Ile Ape, Kabupaten Lembata masih terjadi sejak Minggu kemarin. Api yang sudah menghanguskan 28 rumah adat milik Desa Bungamuda dan Napasabok itu rupanya terus merambat di lereng gunung Ile Ape. Potret kebakaran di lereng gunung diabadikan oleh warga setempat dari kaki gunung Ile Ape, Senin (31/8/2020)

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Peristiwa kebakaran hutan di lereng Gunung Ile Ape, Kabupaten Lembata masih terjadi sejak Minggu kemarin. Api yang sudah menghanguskan 28 rumah adat milik Desa Bungamuda dan Napasabok itu rupanya terus merambat di lereng gunung Ile Ape. Kobaran api yang merambat bahkan bisa disaksikan dari Kota Lewoleba, berjarak puluhan kilometer dari wilayah Ile Ape pada Senin (31/8/2020).

"Apinya besar sekali. Kita bisa lihat dari sini, awalnya tampak ada tiga titik, sekarang sudah membesar," ungkap Rizki, warga Duang, Kota Baru, Kota Lewoleba.

Alumni SMAN 3 Kupang Lolos di UI

Sejumlah warga Lewoleba tampak menyaksikan langsung kobaran api yang menyala di lereng Gunung Ile Ape. Kobaran api itu semakin terlihat saat matahari mulai terbenam.

Api yang terus menyebar ke arah barat, dikhawatirkan akan masuk pada wilayah kampung lama milik masyarakat Lewotolok yang letaknya tidak jauh dari lokasi kebakaran sebelumnya.

Kepala desa Amakaka, Thomas Tiro, yang mendengar informasi adanya kebakaran di desa Bunga Muda langsung berkoordinasi dengan dua desa tetangga yaitu desa Waowala dan Tanjung Batu, yang juga memiliki rumah adat di kampung lama Lewotolok agar dilakukan pembersihan sekaligus membuat jalur api sekitarnya sehingga sedapat mungkin mencegah api masuk ke wilayah tersebut.

Pilkada Mabar : Edi-Weng Dapat SK Dukungan Partai Golkar

Sejak Minggu (30/08) sore, bersamaan dengan kebakaran di Desa Bungamuda, Thomas bersama masyarakat Lewotolok langsung menuju ke kampung lama untuk berjaga-jaga menyebarnya api ke lokasi kampung lama milik warganya.

Hingga Senin (31/08) pagi, warga Lewotolok masih melakukan pembuatan jalur api di sekitar kampung guna mencegah masuknya api.

Thomas mengimbau agar masyarakat yang memiliki lahan atau kebun di lereng gunung Ile Ape atau yang berada di dekat kampung lama agar tidak membakar lahan secara sembarang.

Ia berharap kerjasama semua pihak, khusus pemilik rumah-rumah adat agar dapat mengamankan barang-barang berharga dalam rumah adat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

"Diharapkan semua Bruin Kolen (tetua adat) di rumah adat masing-masing untuk mengamankan benda adat di rumah adat masing-masing agar menjaga adsnya kemungkinan seperti kemarin sore," ungkapnya.

Sementara itu, secara terpisah, Anggota DPRD Lembata Paulus Makarius Dolu, menyatakan bahwa kejadian kebakaran hutan dan lahan ini terjadi setiap tahun hingga kadang terasa biasa dan jadi rutinitas tahunan.

"Kali ini jadi luar biasa karena yang terbakar ini rumah adat. Tempat di mana masyarakat adat menumpuhkan, menyandarkan, menggantungkan hidupnya. Tempat dimana banyak nilai kehidupan ditimba seperti persaudaraan, damai, cinta kasih, gotong royong dan pengorbanan," ungkapnya.

"Saya mengharapkan negara segera hadir untuk turut serta dalam pembangunan kembali rumah adat yang kaya nilai ini. Pemerintah segera hadir dalam berbagai cara termasuk kebijakan anggaran untuk tangani musibah bencana ini sesegera mungkin sebelum ritual tahunan masyarakat adat ini," imbuh Politisi Partai Gerindra ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved