Komisi III DPRD TTS Sikapi Kelangkaan BBM Bersubsidi
Sekertaris Komisi III DPRD TTS David Boimau, angkat bicara terkait Kelangkaan BBM bersubsidi jenis premium dan solar yang terjadi Kabupaten TTS
Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | SOE - Sekertaris Komisi III DPRD TTS David Boimau, angkat bicara terkait Kelangkaan BBM bersubsidi jenis premium dan solar yang terjadi Kabupaten TTS.
David meminta Pemda untuk melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina guna mengembalikan kuota BBM Kabupaten TTS sesuai dengan kebutuhan riil.
Selain itu, Pemda TTS juga diminta untuk melakukan koordinasi dengan polisian guna melakukan penertiban terhadap para pen-tap BBM bersubsidi di SPBU.
• Besipae TTS Akan Dijadikan Sentra Produksi Porang
" Dengan kondisi BBM bersubsidi yang langkah saat ini kita minta Pemda TTS harus bergerak cepat berkoordinasi dengan pihak Pertamina agar kuota BBM kita dikembalikan sesuai kebutuhan riil kita jangan dikurangi. Selain itu, pihak kepolisian juga perlu melakukan penertiban terhadap para pelaku tab BBM bersubsidi. Hal ini penting guna memastikan ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU. Jika memang tetap harus dilayani, khusus tab, harus dibatasi jumlahnya dan dilakukan pendataan sehingga muda untuk diawasi pemerintah," Ungkap David kepada POS-KUPANG.COM, Senin (31/8/2020) di gedung DPRD Kabupaten TTS.
• Jelang HKGB Ke-68, Bhayangkari Sikka Bantu Janda di Nelle Barat
Komisi III juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina agar kuota BBM Kabupaten TTS tidak dikurangi.
Dengan jumlah kendaraan yang terus bertambah, praktis kebutuhan BBM semakin meningkat.
Jika memang ada kebijakan pemerintah pusat untuk membatasi kuota BBM bersubsidi, maka pihak Pertamina perlu lakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk diketahui umum.
" Jika memang ada kebijakan kuota untuk BBM bersubsidi di atas untuk pengalihan ke BBM tak bersubsidi, maka perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini penting agar tidak menimbulkan pertanyaan di masyarakat," pintanya.
Anggota Komisi III, Kenas Afi meminta Pemda TTS untuk melakukan pengawasan terhadap para pen-tap BBM bersubsidi dan rekanan guna menjaga ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU.
" Pemda TTS perlu melakukan pengawasan terhadap para pen-tap BBM bersubsidi di SPBU-SPBU. karena mereka membeli dalam jumlah banyak dan menyebabkan ketersediaan BBM bersubsidi di SPBU sangat terbatas, hanya beberapa jam saja. Oleh sebab itu, Pemda TTS perlu tegas," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kota Soe, Kabupaten TTS mulai langkah. Hal ini menyebabkan antrean panjang kendaraan, baik roda dua maupun roda empat menghiasi wajah SPBU 02 Kilo 3 dan SPBU 04, Oenali.
Hanya dalam hitungan 3 jam, BBM jenis premium sudah habis di SPBU 02 Kilo 3
Pengawas SPBU 02 Kilo 3, Defry Bansae mengatakan, kelangkaan BBM bersubsidi di Kota Soe dipicu adanya pembatasan BBM bersubsidi oleh pihak Pertamina. Sudah sebulan terakhir, distribusi BBM bersubsidi (premium dan solar) dari pihak Pertamina tidak sesuai permintaan.
Pihak SPBU meminta stok 16 ton premium dan 16 ton solar, tetapi yang diakomudir masing-masing hanya 8 ton.
" Katanya ada kebijakan pusat untuk pembatasan khusus BBM bersubsidi. Kita sudah sebulan terakhir premium dan solar masing-masing hanya 8 ton. Sempat dua Minggu lalu kembali normal 16 ton tapi Minggu ini kembali turun hanya 8 ton," ungkap Defry saat ditemui POS-KUPANG. COM, Selasa (25/8/2020) pagi.