Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi: Tidak Tertarik Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19

Upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah melibatkan TNI-Polri dalam mengawasi dan mengawal penerapan protokol kesehatan

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/DOK. Humas Pemprov Semarang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam salah satu kesempatan. 

POS-KUPANG.COM - SEBAGAI upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah melibatkan TNI-Polri dalam mengawasi dan mengawal penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

Namun banyak pihak menilai pelibatan TNI-Polri itu tidak efektif karena nyatanya kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah, hingga Kamis (13/8/2020) tercatat 132.816 kasus, angka terbesar di wilayah Asia Tenggara.

Namun pemerintah yakin pada sekira Maret 2021 sudah ada vaksin Covid-19 produksi Sinopec (China) yang saat ini sedang memasuki uji klinis tahap 3 oleh Bio Farma, Bandung. Sejumlah tokoh, di antaranya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, siap menjadi relawan untuk ujik linis.

Olivia Zalianty: Gagap Teknologi

Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tidak tertarik untuk menjadi relawan ujik linis, karena khawatir dianggap sebagai pencitraan belaka terkait posisinya sebagai sosok yang masuk bursa calon presiden 2024 oleh berbagai lembaga survei. Berikut lanjutan petikan wawancara eksklusif dengan Ganjar Pranowo.

Pemerintah menggandeng TNI dianggap bikin takut masyarakat dan tidak efektif. Bagaimana menurut pengalaman Anda sebagai kepala daerah?

Memang ada minus dan plusnya. Plusnya kita dibantu oleh sebuah kekuatan besar. Minusnya mungkin ada yang tidak suka.

Sebut saja ketika muncul kerumunan massa, yang kemudian susah dibubarkan. Mana lebih efektif untuk mengatasi persoalan tersebut, menggunakan hansip, Satpol PP, atau tentara? Tentu saja tentara. Apalagi TNI-Polri punya Babinsa dan Babinkamtibmas.

Sertijab Pejabat Utama Polres Manggarai, Thoby Tamonob Jadi Kabag BINOPSNAL Ditpolairud Polda NTT

Namun tidak juga (TNI-Polri) dilepas sendiri. Kolaborasinya dengan pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat. Maka di Jawa Tengah saya bikin Jokotonggo. Jokotonggo itu menjaga tetangga, levelnya RW.

Pernah ada seorang yang dinyatakan positif Covid-19 tapi tak mau diisolasi. Didatengi hansip sama Satpol PP tidak takut, malah jotos-jotosan.

Babinsa-Babinkamtibmas memiliki jejaring, tinggal approach (pendekatannya) saja.

Sejumlah pejabat, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menyatakan bersedia jadi relawan uji klinis vaksin Covid-19, Anda tertarik jadi relawan?

Tidak. Saya tidak mau masuk dalam kegenitan-kegenitan politik. Maaf ya. Namun saya tetap acungi jempol buat Kang Ridwan Kamil dan Forkopimda Jawa Barat yang siap jadi relawan uji klinis vaksin Covid-19.

Kalau saya ikut Anda akan bilang pencitraan. Kalau saya tidak ikut dibilang takut. Kita proporsional saja. Kalaulah kemudian di republik ini membutuhkan itu ya ayo kita kerjakan.

Saya belum tahu apa reaksinya setelah mendapat sampel vaksin. Coba diedukasi. Kalau dokter mengatakan, "Tidak kok Pak ini tidak ada reaksi apa-apa,"ya sudah perintahkan saja semua pejabat publik untuk jadi relawan.

Namun kalau ternyata ada kemungkinan reaksinya semisal nggreges-greges, panas dingin, atau demam, nanti siapa yang mau kerja.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved