Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi: Tidak Tertarik Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19

Upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah melibatkan TNI-Polri dalam mengawasi dan mengawal penerapan protokol kesehatan

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/DOK. Humas Pemprov Semarang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam salah satu kesempatan. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan kedua 2020, pertumbuhan ekonomi minus 5 persen, sehingga ada yang bilang kita memasuki masa resesi. Bagaimana kondisi di wilayah Anda?

Buat saya ini serius. Pak Presiden dulu mengumpulkan para gubernur, meminta agar di triwulan ketiga ini paling tidak tidak negative. Kami yang di daerah diminta melakukan kreasi, inovasi, meningkatkan belanja, dan lain sebagainya.

Sebagai kepala daerah apa yang Anda lakukan untuk menggerakkan roda ekonomi?

Gelontorkan uang untuk masyarakat lewat APBD. Saya buat riset kecil di tim saya, kira-kira UKM butuh apa? Ternyata mereka butuh ketrampilan, pengetahuan, modal, dan pendampingan. Dari pendampingan itu kami beri mereka stimulus. Saya masih menahan duit bantuan untuk kabupaten, kota, dan desa.

Saya izin kepada bupati/wali kota,dan teman-teman kades, untuk menahan uang itu (Rp 2,2 triliun). Mereka mengeluh berat. Saya jawab, kalau Anda kerjakan ini juga berat, karena situasi Covid-19 ini.

Kami belanja di dua tempat yaitu warung rakyat dan BUMDes. PT Pos kami gandeng untuk mendistribusikan sehingga tidak terjadi kerumunan.

Warung rakyat kami beli berasnya, kecapnya, telurnya, sebagian di BUMDes. Kami mendorong agar beras petani dibeli. Yang penting duit keluar semua.

Awalnya banyak yang ngeluh konsep seperti ini rumit. Saya jawab hari ini semuanya harus rumit. Masalahnya rumit masa diselesaikan biasa-biasa, harus rumit. Saya kemudian iseng, ini sudah masuk minggu ke-lima, yaitu setiap hari Minggu kalau punya produk masukkan saja ke story IG (Instagram) saya. Hastag #Lapak Ganjar, ikut bantu jualan produk UKM.

Saya juga buat kaus tulisannya: Bersama Lawan Corona, Nyedak Keplak (Mendekat Pukul). Ora SalamanTetap Seduluran (Tidak Bersalaman Tetap Bersaudara). Kita buat semuanya, untuk kampanye sambil saya jualan.

Sudah ada yang membeli. Banyak juga yang mencontoh. Kaus saya laku. Teman di Belanda juga mesan kaus bertuliskan Nyedak Keplak.

Melalui kaus itu sekarang kami sudah mengumpulkan sekira Rp 260 juta. Keuntungan kami pakai untuk membantu.

Sekarang, saya keluarkan duit Rp 2,2 triliun yang sempat saya tahan itu. Pekerjaan semi infrastruktur tolong dikerjakan secara padat karya.

Duit itu kita gelontorkan sampai dengan Desember 2020. Perintah Pak Presiden kepada para gubernurya itu bekerja bareng agar (pertumbuhan ekonomi) tidak negatif di triwulan ketiga. (dennis)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved