Cegah Virus ASF, Warga Diminta Perhatikan Pakan dan Jaga Kebersihan Kandang Babi
Petugas lalu lintas ternak dan Puskeswan Kecamatan di Nagekeo meminta agar masyarakat tidak boleh memasukan ternak babi dari luar Nagekeo
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | MBAY -- Petugas lalu lintas ternak dan Puskeswan Kecamatan di Nagekeo meminta agar masyarakat tidak boleh memasukan ternak babi dari luar Nagekeo dan melarang membawa ternak babi ke luar Nagekeo.
Hal ini guna untuk mencegah penularan ASF atau penyakit Demam Babi Afrika yang sedang melanda sejumlah daerah di NTT.
"Untuk sementara jangan dulu bawa ternak Babi, daging Babi, dan produk olahan babi lainnya dari luar," ujar Kepala Puskeswan Kecamatan Boawae drh. Christina M. Natal kepada POS-KUPANG.COM Sabtu (22/8/2020).
• Kemolekan Pantai Walakiri Sumba Timur: Claudia Terpesona Pohon Menari
Ia meminta masyarakat atau peternak agar memperhatikan manajemen pakan ternak babi dengan baik dan jika Babi sakit segera melaporkan kepada petugas terdekat.
"Kalau bisa kasih makan lokal dulu untuk sementara. Jaga kebersihan kandang. Kalau ada babi sakit, segera lapor ke petugas," ujarnya.
Ia menyampaikan setiap pemotongan Babi untuk urusan apapun harus lapor supaya bisa periksa sebelum dan setelah pemotongan.
• Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi: Tidak Tertarik Jadi Relawan Uji Vaksin Covid-19
Musnahkan Satu Ekor Babi
Sebelumnya, Petugas Puskeswan Kecamatan Boawae di Kabupaten Nagekeo melakukan pemusnahan seekor Babi dari Maumere Kabupaten Sikka.
Hal ini dilakukan guna untuk mencegah penyebaran ASF atau demam Babi Afrika yang sedang melanda disejumlah daerah di NTT.
"Kemarin Jumat (21/8/2020) kami tim Puskeswan kecamatan Boawae melakukan pemusnahan seekor Babi asal kabupaten Sikka, yang lolos masuk ke kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo Kamis (20/8/2020 pagi," ujar Kepala Puskeswan Boawae, drh. Christina M. Natal kepada POS-KUPANG.COM Sabtu (22/8/2020).
drh. Christina menyatakan pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar lalu dikuburkan sisa-sisa pembakarannya.
Tindakan ini tentunya telah disetujui oleh pemilik Babi setelah diskusi dan KIE yang telah dilakukan.
"Mohon maaf bagi semua pihak yg kurang berkenan dengan tindakan tersebut. Keputusan yang saya ambil ini mungkin belum yang terbaik, tapi harus dilakukan mengingat pemulangan Babi ke kabupaten asal masih perlu waktu untuk menunggu. Boleh jadi jika saya menyelamatkan seekor Babi hari ini, besok lusa ratusan bahkan ribuan ekor akan jadi korban," ujarnya.
Ia mengaku sedih karena keputusan itu sangat berat dan memang harus dilakukan sehingga tidak ada kejadian ASF di Nagekeo.