Gara-gara Bakar Kebun, Satu Rumah Petrus Tupen Ludes Dilahap Api

Satu unit rumah milik Petrus Tupen (51) rata dengan tanah dalam sekejap akibat dilalap si jago merah

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Rumah milik Petrus Tupen (51) rata dengan tanah dalam sekejap akibat dilahap si jago merah, sekitar pukul 12.00 Wita, Jumat (21/8/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Satu unit rumah milik Petrus Tupen (51) rata dengan tanah dalam sekejap akibat dilalap si jago merah, sekitar pukul 12.00 Wita, Jumat (21/8/2020).

Kobaran api menjalar dari rumput ilalang dan rumput kering yang dibakar Warga Desa Lamatuka untuk membuka kebun. Lokasi rumahnya berada di tepi jalan menuju Kampung Waimuda atau di kawasan yang biasa disebut Koyaone.

Wilayah ini secara administratif masih masuk wilayah Desa Merdeka, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata.

BPS Sumba Timur Rekrut 300 Petugas Sensus

Petrus Tupen tak bisa menyembunyikan kesedihannya dan hanya terpaku menatap sedih rumahnya yang sudah tersisa arang.

Petrus mengatakan rumahnya beratap keneka (dinding bambu) dan beratap alang-alang. Di rumah ini pula dia dan anaknya Natalius Asan Bayo mencari sesuap nasi menghidupi keluarga dengan memasak gula dari pohon gewang.

Sebaran Titik Panas Terdeteksi di Kecamatan Wulandoni

"Begitu api membesar kami tidak bisa buat apa apa. Pakaian tersisa di badan," kata Petrus dengan sedih.

Dia dan keluarganya sudah tinggal di rumah tersebut sejak enam tahun silam. Akibat musibah ini, Petrus dan tujuh orang anggota keluarganya sudah tak punya tempat tinggal lagi.

Saat kejadian naas ini terjadi, Petrus baru saja pulang dari kebun dan kemudian mendapati rumahnya sudah ludes dilalap api yang menjalar dari kebun.

"Kita kerja buat gula ikut pohon gewang di sini. Siang-siang bakar jadi angin kencang sekali. Kami tidak ada tempat tinggal. Saat kejadian saya baru pulang dari kebun. Saya sudah terlambat dan rata dengan tanah. Sore baru kita numpang tahan di mana kami juga tidak tahu," tutur Petrus didampingi istrinya Maria Sura yang berdiri terpaku seolah tak percaya kediamannya sudah tak ada.

Meski tak menyebabkan korban jiwa, kini Petrus dan keluarga sudah tak punya apa-apa lagi. Yang tersisa hanya pakaian di badan dan beberapa perabot rumah tangga seperti ember yang masih bisa diselamatkan.

"Ini sudah sial. Tahun kemarin kami masih bisa atasi. Tapi ini sudah sial," kata Petrus dengan mata berkaca-kaca.

Ibu Laurensia, salah satu saksi mata, menuturkan api yang menjalar dari kebun yang dibakar memang sangat besar dan sulit dipadamkan karena kondisi angin yang kencang.

Mereka sempat berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya namun tetap tak bisa menyelamatkan situasi kebakaran.

Jarak api menjalar dari kebun menuju rumah yang terbakar kira-kira 500 meter. Estimasi kerugian akibat musibah ini sekitar Rp 30 juta.

Personil Polsek Lebatukan langsung turun ke lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara dan mencari tahu warga yang membuat ulah membakar rumput dan ilalang untuk membuka kebun. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved