Breaking News

Berita Ekonomi

Resesi Ekonomi Apakah Berbahaya? Berikut Penjelasannya, Beda dengan Depresi Ekonomi, INFO

Akhir-akhir ini pemerintah gencar mewanti-wanti bahwa Indonesia akan menghadapi resesi ekonomi. Apa itu yang dimaskud resesi ekonomi? Berikut ini penj

Editor: Ferry Ndoen
(WSJ) (WSJ/)
Yuan China menguat terhadap dolar AS 

"Meskipun Menkeu Sri Mulyani bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III atau kuartal III 2020 berada di kisaran minus 1,6 persen hingga (positif) 1,4 persen," papar Edhie.

Estimasi tersebut adalah perkiraan sementara yang dibuat pemerintah dalam memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 di kisaran minus 0,4 hingga (positif) 1 persen.

Oleh karenanya, Edhie memiliki beberapa pandangan agar ekonomi Indonesia bisa diselamatkan.

Ketika perekonomian mengalami proses adaptasi dan penyesuaian ekonomi terhadap kondisi baru, termasuk faktor-faktor produksi, konsumsi, dan distribusi yang pertama-tama memicu resesi, maka respons kebijakan serta aturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun bank sentral harus sama sekali berubah dan lain dari biasanya.

"Hal ini dalam ilmu ekonomi makro adalah elemen standar untuk memulihkan perekonomian.

Bahkan pemenang hadiah Nobel Jean Tirole pernah menyampaikan bahwa seluruh respons kebijakan untuk menanggulangi resesi harus sama sekali berbeda dari kondisi business as usual," jelas Edhie.

Di antaranya, yakni pengelolaan aspek tenaga kerja, barang modal, dan sumber daya produktif lainnya harus mulai disiapkan sesegera dan seaman mungkin mengikuti protokol Covid-19 agar aman secara ketat dan bisa tetap produktif.

Kemudian, pekerja yang menganggur harus dicarikan jalan keluar untuk menemukan pekerjaan baru dan perusahaan harus bangkit meski dengan kuantitas yang lebih rendah tetapi harus dengan jiwa yang lebih spektakular, yang luar biasa. Yang ekstra-ordinary (kalau dalam bahasa sehari-hari).

"Kointegrasi antarpelaku usaha dan pemerintah menjadi wajib di sini. Kita bekerja sebagai tim bersama.
Pemerintah, bisnis, akademisi, media, komunitas, beserta segala jenis Asosisasi Industri harus bantu-membantu bersama-sama dengan semangat yang luar biasa," kata dia.

"Harus bisa digerakkan dengan jiwa yang lain dari pada yang lain, yang sama sekali lain daripada biasanya," sambungnya.

Lalu, pemulihan ekonomi ini tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri dari kerusakan yang terjadi, maka kolaborasi, koordinasi, dan kointegrasi harus TSM (terstruktur, Sistematis dan Masif) dari semua elemen masyarakat.

"Dalam era Covid-19 ini, kita harus yakin seyakin-yakinnya kita tidak pernah sedikitpun ragu bahwa kita punya kekuatan, stabilitas, dan ketahanan sistem keuangan yang telah meningkat secara fundamental selama 10 tahun terakhir, meski virus corona telah menyebabkan penurunan," kata Edhie.

Namun, lanjutnya, ada hal yang harus diingat yakni 'alarm penting' tentang ketidaksetaraan atau ketimpangan ekonomi yang harus diperbaiki bersama dan menjadi momentum untuk berkointegrasi bersama-sama.

"Berbeda dengan kolaborasi dan koordinasi, kointegrasi adalah hubungan jangka panjang yang dimulai dari kesesuaian antar elemen pelaku ekonomi. Ini harus dieksploitasi bersama-sama dan dicari terobosan harian secara TSM," pungkas Edhie.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bedanya dengan Depresi Ekonomi"

Tags 
resesi ekonomi
pertumbuhan ekonomi
Indonesia
pandemi

Berita Populer

Ilustrasi dolar
Ilustrasi dolar (kompas.com)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Apa Itu Resesi Ekonomi, Apakah Berbahaya? Berikut Penjelasan Bedanya dengan Depresi Ekonomi, https://jabar.tribunnews.com/2020/08/11/apa-itu-resesi-ekonomi-apakah-berbahaya-berikut-penjelasan-bedanya-dengan-depresi-ekonomi?page=all.

Editor: Hilda Rubiah

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved