Ana Djukana: Tidak Pernah Bermimpi Dapat Award
Gadrida R Djukana, SH, MH, yang akrab disapa Ana Djukana mengaku tidak pernah bermimpi meraih penghargaan SK Trimurti Award 2020
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Wartawati senior asal Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Provinsi NTT), Gadrida R Djukana, SH, MH, yang akrab disapa Ana Djukana mengaku tidak pernah bermimpi meraih penghargaan SK Trimurti Award 2020.
Sebagai jurnalis dan aktivis perempuan dan kesetaraan gender, ia hanya ingin bekerja drai hati menyuarakan dan membela hak- hak perempuan.
Ana Djukana dalam Talk Show bertajuk 'Pos Kupang Baomong Deng' dengan tema ' Jurnalisme Untuk Keadilan dan Kesejahteraan Gender' yang diselenggarakan Pos Kupang, Senin (10/8), dengan host, Apolonia Matilde Dhiu, mengatakan, sebagai perempuan jangan berkecil hati dan harus terus membuka diri dengan perubahan zaman.
• Liputan Khusus Latihan Paskibra: Indri Senang Bisa Kibarkan Bendera
Untuk diketahui, SK Trimurti Award 2020, adalah penghargaan yang diberikan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26, Jumat (4/8) lalu.
SK Trimurti Award adalah penghargaan tahunan yang diberikan AJI kepada jurnalis atau aktivis perempuan yang berperan dalam perjuangan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, kebebasan
berserikat, kesetaraan gender, kampanye HAM, dan juga pembelaan kaum tertindas.
• Angela Gilsha: Peran Antagonis
Ana Djukana terpilih diantara empat nominator dari sekian banyak usulan dari seluruh penjuru Indonesia yang masuk ke panitia HUT AJI tahun 2020.
Ana mengatakan, sejak berkiprah menjadi wartawan 30 tahun yang lalu, dirinya konsisten menulis tentang perempuan dan kesetaraan gender, dan memperjuangkan hak-hak perempuan baik melalui tulisan maupun berbagai aktivitas yang dilakukanya bersama lembaga-lembaga pemerhati perempuan.
Menurut Ana, di tengah budaya patriarki di NTT, perempuan NTT terus bergerak dan belajar untuk setara dengan kaum laki- laki.
Dia mengatakan, perjuangan gender bukan berarti melawan kaum laki-laki tetapi bersama dan setara laki-laki untuk membangun NTT tercinta.
Ia menilai, saat ini dengan pemahaman akan gender yang semakin baik dari hari ke hari, banyak perempuan NTT yang sudah maju dan duduk di ruang publik baik di rana politik, ekonomi, maupun di dunia pers.
"Perempuan tidak dipandang hanya berada di ruang domestik lagi, tetapi sudah berani tampil di ranah publik. Sebut saja, Ketua dan wakil Ketua DPRD NTT saat ini yang adalah perempuan. Dan, semakin banyak perempuan yang terjun ke dunia politik dan berhasil duduk di parlemen baik provinsi, maupun kabupaten/kota," katanya.
Ia memberikan tips-tips kepada perempuan yang bekerja sebagai juranalis agar tetap berpegang teguh pada etika jurnalistik dan terus menyiapkan diri secara baik dengan banyak belajar dan membaca untuk menambah wawasan tentang berbagai aspek. (nia)
