Beli Saham Mulai Rp 100 Ribu, Geliat Pasar Modal di Kupang
Masyarakat NTT mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia pasar modal

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Masyarakat NTT mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia pasar modal. Data tiga tahun terakhir memperlihatkan adanya peningkatan jumlah investor yang signifikan. Tiga daerah dengan investor terbanyak yakni Kota Kupang, Sikka, dan Belu.
EGS (24), seorang investor asal Kota Kupang menceritakan, ketertarikannya pada dunia pasar modal berawal dari kegiatan yang diselenggarakan oleh MNC Sekuritas di salah satu kampus negeri di Kota Kupang.
Ia pun terlibat dan resmi menjadi investor pada September 2016. Jenis investasinya adalah saham dan reksadana. Ia mengaku keuntungan yang ia peroleh dari sisi sahamnya sendiri yakni dividen dan capital gain.
• Pemkab TTS Bangun MCK di Lokasi Wisata Fatukopa
Namun, ia juga memperoleh keuntungan lain, yakni lebih mengerti dunia investasi pasar modal saat mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) dan lainnya. Meski demikian, ia pernah mengalami kerugian, di mana ada sahamnya yang terpaksa cut loss dan di-suspend. Bahkan karena Covid, sejak Maret 2020 portofolionya masih merah dan jauh dari nilai beli.
Tantangan terbesar yang EGS alami adalah membaca peluang pasar karena kondisi pasar yang dinamis. Apalagi disaat pandemi. Namun, ia menilai positif karena investor diajarkan untuk berinvestasi. Keberadaan kantor bursa dan kegiatan rutinnya juga sangat membantu untuk investor bisa belajar lebih.
"Harapan saya, ke depan agar kondisi pasar bisa berangsur normal dan masyarakat luas dapat lebih mengenal dunia investasi," kata EGS kepada Pos Kupang, Sabtu (8/8/2020).
• GM KSP Kopdit Swasti Sari Ajak Masyarakat Hindari Pinjam Uang untuk Kegiatan Konsumtif
"Ternyata, dunia investasi itu tidak sesulit yang dibayangkan masyarakat awam, apalagi aplikasi saham dan sekuritas sudah banyak indikator yang mempermudah investor dalam pengambilan keputusan. SPM yang diadakan rutin juga membantu investor dan calon investor agar dapat belajar dan memahami dunia pasar modal," jelas EGS.
Investor lainnya, IN (22) juga mengaku tertarik masuk dalam dunia pasar modal karena adanya galeri investasi di kampusnya, di mana pengelola galeri tersebut adalah dosennya sendiri. Ia pun tertarik berinvestasi saham sejak tahun 2017.
IN tertarik berinvestasi di sektor keuangan dan industri makanan. Keuntungan yang IN peroleh lumayan, meski ia sempat merugi karena terpaksa menjual saham di saat harga saham turun. Ia melakukannya karena sedang membutuhkan uang.
"Saya tertantang mau beli saham yang memang perusahaan tersebut tren di Indonesia. Semoga semakin banyak yang tahu pasar modal dan banyak yang mau bergabung untuk berinvestasi, karena investasi membangun ekonomi," tandasnya.
Lain hal dengan EGS dan IN, K (33) mengaku tak memiliki tantangan dalam melakukan investasi saham. Berawal dari mengenal pasar modal di instagram temannya, K mulai melakukan investasi saham sejak dua tahun yang lalu.
Ikut SPM
Meski pernah merugi, investor di sektor consumer good, perbankan, dan batubara ini optimistis. Ia menilai investasi saham itu gampang, bagus, dan aman karena dilindungi pemerintah. Ia pun berharap masyarakat NTT lebih melek tentang investasi. Terutama di dalam pasar modal.
"Awal mula itu, ada teman kantor yang ikut SPM. Terus saya diajakin untuk ikut juga. Saya ikut SPM di bulan Januari 2020, setelah dari kegiatan itu dibuatkan akun dan mulai aktif ikut investasi di pasar modal sekitar bulan Februari 2020 sampai sekarang," kata investor lainnya, H (23).
Ia berinvestor saham di sektor perbankan, costumer good, pertambangan dan informatika. H menilai, selain keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen perusahaan dan capital gain (keuntungan dari selisih harga jual dan beli saham), ia juga sering merugi. "Apalagi saat wabah covid-19 kemarin, IHSG Indonesia anjlok," katanya.