GM KSP Kopdit Swasti Sari Ajak Masyarakat Hindari Pinjam Uang untuk Kegiatan Konsumtif

Yohanes Sason Helan, mengajak semua masyarakat agar berubah cara berpikir terkait kegiatan koperasi

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Suasana saat penyerahan Sapi kepada anggota di Desa Ulubelu Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada, Sabtu (8/8/2020). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- General Manajer KSP Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan, mengajak semua masyarakat agar berubah cara berpikir terkait kegiatan koperasi.

Selama ini dalam benak masyarakat tentang koperasi khusus berkaitan dengan pinjaman itu sangat identik pola konsumsif. Pinjam uang hanya untuk kegiatan konsumtif hampir jarang yang meminjam uang untuk investasi jangka panjang.

Kata Yohanes hal yang harus digalakan saat ini adalah pemberdayaan masyarakat melalui usaha sektor riil.

Datangi TKP Lakalantas, Ini yang Dilakukan Satlantas Polres TTU

"Marilah kita berubah, tidak kaya tapi harus sejahtera. Tidak usah buat pesta kalau sambut baru, jangan karena tetangga potong dua ekor sapi kita potong lima ekor sapi. Jadi ya tidak usah, apalagi kalau pinjam disini tapi stor ke sana-sini, a, b, c. Jadi lebih baik tidak usah," ujar Yohanes saat kegiatan pendidikan dasar di Desa Ulubelu Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada, Sabtu (8/8/2020).

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh KSP Kopdit Swasti Sari Cabang Bajawa. Selain kegiatan pendidikan adalah kegiatan penyerahan 79 ekor sapi kepada anggota koperasi yang merupakan kerjasama KSP Kopdit Swastisari dengan Gapokdis Tanah Ngada dan Bumdes Satu Hati Ulubelu.

Kasat Lantas Polres TTU Terima Laporan Kasus Lakalantas Hingga Pengendara Tewas di Tempat

"Kita hidup punya cadangan. Kalau hidup tidak ada cadangan itu akan rapuh dan patah. Marilah kita berubah, kalau mau rumah bagus kita harus kerja. Tidak mungkin bupati yang kasih. Mau beli motor beli sendiri, bukan anggota DPRD yang kasi," ujarnya.

Ia mengajak agar masyarakat tidak terjebak dalam pola konsumtif yang hanya merasakan kenikmatan semata, namun harus memikirkan bagaimana perencanaan kedepan seperti biaya pendidikan anak-anak dan ivestasi jangka panjang.

'Penting sekali, usaha disektor riil. Marilah kita berubah, hilang pola konsumtif dan mari kita usaha sektor riil masuk disini. Mari bapa mama kita berubah," ujarnya.

Ia mengatakan pendidikan dan pelatihan sangat penting sehingga tidak boleh mengabaikan kesempatan tersebut. Ada banyak hal yang diperoleh sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang koperasi pada umumnya dan Swasti Sari khususnya.

"Diklat, diklat ini penting. Tapi di Kopdit Swastisari ada regulasi, sistemnya. Karyawan tidak boleh tipu menipu, tidak ada blok-blok, kerja jujur dan tekun. Swastisari aturan jelas. Mari kita. Ikut jangan bosan-bosan dengan diklat. Kalau mau berubah, kita harus ikut pendidikan. Swasti Sari tidak ada misi politik dan jangan takut dengan Swastisari," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved