Prof Cornelis Lay Dimakamkan, Para Menteri Turut Hadir Memberikan Penghormatan Terakhir

Upacara penghormatan terakhir kepada Prof Dr Cornelis Lay yang wafat pada Rabu (5/8/2020) pagi lalu dilakukan di Balairung UGM hari ini Kamis, 6/8

Editor: Agustinus Sape
Istimewa
Suasana upacara penghormatan terakhir Prof Dr Cornelis Lay di Balairung UGM hari ini (Kamis, 6/8/2020) pukul 13.00 WIB. 

Prof Cornelis Lay Dimakamkan, Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Turut Hadir Memberikan Penghormatan Terakhir

POS-KUPANG.COM, YOGYA – Prof. Dr. Cornelis Lay yang meninggal dunia Rabu 5 Agustus 2020 sudah dimakamkan Kamis (6/8/2020).

Upacara penghormatan terakhir kepada Prof Dr Cornelis Lay yang wafat pada Rabu (5/8/2020) pagi lalu dilakukan di Balairung UGM hari ini (Kamis, 6/8/2020) pukul 13.00 WIB.

Sebelumnya, jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Perum Cemara Blok F-13 Krodan RT 13 RW 71 Maguwoharjo, Depok, Sleman.

Selesai upacara yang berlangsung sekitar 15 menit tersebut, jenazah akan langsung dikebumikan di makam UGM, Sawitsari, Sleman.

Prof Dr Cornelis Lay lahir di Kupang, 6 September 1959.

Beliau adalah guru besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM.

Dalam sambutan pada upacara penghormatan tersebut, Rektor UGM, Prof Ir Panut Mulyono menyampaikan Prof Cornelis Lay dikenal sebagai pejuang pemikir yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam ilmu pemerintahan dan politik.

“Pemikiran-pemikiran tajam nan santun beliau dapat kita simak dalam berbagai jurnal, buku, dan media massa,” ujar Panut.

Pada pengukuhan sebagai Guru Besar Prof Cornelis Lay pada 6 Februari 2019, Panut melanjutkan, beliau menyampaikan pidato dengan judul “Jalan Ketiga Peran Intelektual: Konvergensi Kekuasaan dan Kemanusiaan”.

Dalam pidato ini Prof Cornelis Lay menyampaikan hasil refleksi beliau atas dilema yang dihadapi intelektual ketika berhadapan dengan kekuasaan.

“Prof Cornelis Lay menyoroti peran kaum intelektual dalam berinteraksi dengan kekuasaan. Bahwa sejatinya kaum intelektual harus mampu menyadari beragam kekuatan politik yang berpengaruh pada pembentukan kurikulum dan penelitian, penilaian kualitas akademik, dan relasinya dengan negara. Kemanusiaan hendaknya menjadi dasar atas setiap motif dari kekuasaan dan ilmu pengetahuan,” tutur Panut.

“Satu pesan beliau yang sangat kuat yang senantiasa saya ingat dari pidato pengukuhan beliau adalah bahwa dosa terbesar kaum intelektual tidak diperhitungkan berdasarkan jumlah kesalahan yang dibuat, tetapi oleh kebohongan dan ketakutan dalam mengungkapkan kebenaran yang diketahuinya.

Di sini Prof Cornelis Lay dengan tegas mengingatkan kita bahwa keutamaan sikap kita sebagai intelektual adalah agar senantiasa berani menyampaikan konsep, fakta, pemikiran, dan pendapat sesuai dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki demi kemanusiaan,” sambungnya.

Ia menambahkan, selain tekun mengembangkan keilmuan Prof Cornelis Lay juga memberikan perhatian yang besar dalam tata kelola universitas.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved