Keputusan Terbaru Mendikbud Nadiem Makarim: "Dana BOS Bisa Beli Pulsa Data Bagi Siswa Dan Guru-Guru"

Di masa darurat Covid ini boleh digunakan dana BOS untuk beli pulsa guru, sekolah, dan orangtua untuk anak," ucap Nadiem, di Bogor, Kamis (30/7/2020).

Editor: Frans Krowin
Dok. Kemendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim 

Keputusan Terbaru Mendikbud Nadiem Makarim: "Dana BOS Bisa Beli Pulsa Untuk Siswa Dan Guru-Guru"

POS-KUPANG.COM - Kabar teranyar, kini datang dari dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mendikbud, Nadiem Makarim menelorkan kebijakan terbaru.

Kebijakan yang telah diputuskan oleh Nadiem Makarikm, adalah dana biaya operasional sekolah bisa digunakan untuk membeli pulsa data bagi siswa dan gur-guru.

Pembelian pulsa data bagi para siswa dan guru-guru itu hanya berlaku pada musim pandemi virus corona atau Covid-19 seperti sekarang.

Caranya, para siswa dan guru-guru boleh meminta pulsa kuota ke sekolah.

Kebijakan ini dibuat, lantaran akibat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu, seluruh proses pembelajaran di sekolah dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Proses pembelajaran itu dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.

YouTuber Prank Beri Uang Setelah Bagi-Bagi Daging Kurban Ternyata Berisi Sampah, Minta Maaf Ya Bu

Dipergoki Sang Istri, Selingkuhan Anggota DPRD Morowali Utara Nyaris Ditelanjangi Di Depan Umum

Bertemu Babinsa Di Tengah Jalan, Penyamaran Anggota TNI Gadungan Terbongkar, Ini Sudah 12 Tahun

Lantaran pola pembelajaran secara virtual tersebut menguras pulsa data dan memusingkan orang tua terutama dari kalangan ekonomi rendah, maka Mendikbud pun mengambil keputusan terbaru. 

Keputusan dari kebijakan itu, adalah Mendikbud Nadiem Makarim memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa untuk para murid dan guru-guru yang terkendala secara ekonomi dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) itu.

Dikutip dari Kompas.com, penggunaan dana BOS untuk membeli kebutuhan kuota internet tersebut merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Nadiem meminta agar dana BOS itu bisa digunakan dengan sebaik mungkin.

"100 persen dana BOS diberikan fleksibilitas untuk membeli pulsa atau kuota internet untuk anak dan orangtuanya. Bisa itu, sudah kita bebaskan. Di masa darurat Covid ini boleh digunakan dana BOS untuk pembelian pulsa guru, sekolah, dan orangtua untuk anak," ucap Nadiem, di Bogor, Kamis (30/7/2020).

Ilustrasi belajar dari rumah, program Kemendikbud selama wabah virus corona atau Covid-19 melanda Indonesia.
Ilustrasi belajar dari rumah, program Kemendikbud selama wabah virus corona atau Covid-19 melanda Indonesia. (kompas.com)

Ia melihat, banyak keluhan dari para guru dan orangtua murid yang merasa sulit menyediakan kebutuhan kuota internet dalam proses kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi ini.

Ia menjelaskan, penggunaan dana BOS untuk kuota internet harus dikonsultasikan bersama guru dan kepala sekolah.

Nadiem menuturkan, kepala sekolah memiliki hak untuk mengalihkan penggunaan dana BOS demi kepentingan mendukung pembelajaran termasuk pembelian kuota internet.

"Ini kebebasan dengan kriteria (dana BOS) Kemendikbud. Ini diskresi untuk kepala sekolah," sebutnya.

Sebelumnya, dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Kota Bogor, Nadiem banyak mendengar curhat dari para tenaga pengajar mengenai kendala dalam belajar daring.

Hal yang paling krusial dialami oleh guru dan peserta didik di Kota Bogor dalam menjalankan sistem PJJ adalah ketersediaan kuota internet dan jaringan.

Kebijakan Terpaksa

Nadiem sendiri mengakui sebenarnya sejak awal dirinya tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Ia mengatakan, kebijakan pembelajaran jarak jauh ini terpaksa dilakukan.

"Dalam hati saya, saya tidak ingin PJJ terjadi. Saya ingin semua anak kembali tatap muka. Jadi PJJ itu bukan kebijakan pemerintah, PJJ itu kita terpaksa,” katanya saat mengunjungi SDN Polisi 1 Bogor.

Nadiem kemudian menjelaskan, PJJ terpaksa diambil agar anak-anak tetap dapat melanjutkan pendidikan.

Sebab jika tidak ada PJJ, maka pembelajaran anak akan terhenti akibat pandemi Covid-19.

"Pilihannya adalah ada pembelajaran, atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena krisis kesehatan. Jadi PJJ itu bukan suatu yang diinginkan," ucap Nadiem.

Maka dari itu, Nadiem menuturkan pembelajaran tatap muka memang sangat direkomendasikan bagi para pelajar.

Sebab, dengan begitu guru dapat mengetahui kondisi dari para siswanya.

"Tidak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka. Di situlah kita bisa merasakan emosionalnya, di situlah kita bisa merasakan energi di sekolah. Sehingga kita tahu siswa lagi senang, sedih, dia ngerti, kita lebih sensitif tatap muka gitu. Saya sebagai orang tua menyadari ini. Saya membantu mereka lewat zoom tapi tidak sama," ujarnya.

Gara-Gara Mantan Pacar Datang, Pesta Pernikahan Berubah Ricuh, Anthony Aku Mengandung Anak Kamu

Meski Kewalahan, Polisi Borgol Ayah Bejat Pembantai Dua Anak Kandungnya Secara Sadis, Apa Motifnya?

CEK FAKTA: Benarkah Mahasiswi Universitas Brawijaya Meneliti Bentuk Kaki Wanita? Simak Ini!

Siswa SD di Kecamatan Nelle, Sikka belajar dari rumah.
Siswa SD di Kecamatan Nelle, Sikka belajar dari rumah. (POS-KUPANG.COM/ARIS NINU)

Kapan Sekolah Buka?

Meski secara pribadi tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh, namun Nadiem juga tidak tahu pasti kapan proses pembelajaran di sekolah bisa kembali normal.

Ia menyebut seluruh kebijakan akan ditentukan menunggu pandemi berakhir.

"Sebenarnya saya ingin menjawab pertanyaan itu, tetapi yang akan menjawab itu adalah virusnya," kata Nadiem saat berkunjung di sekolah Muhammadiyah.

Nadiem menyebut, masa pembelajaran pada masa pandemi ini merupakan masa belajar dan mengajar dengan proses yang dinamis.

Pembukaan belajar bukan hal yang stagnan, sehingga untuk pembukaan sekolah secara normal pasti tergantung kesiapan dan proses penyebaran virus ini di masing-masing daerah.

Begitu pula saat ditanya terkait skema yang harus segera dieksekusi kementerian yang kemungkinan akan dibuka pada awal 2021, lagi-lagi Nadiem mengatakan dia belum bisa memutuskan.

"Jadi mohon maaf saya enggak bisa menjawab. Walapun banyak yang mengharapkan akhir Desember sudah selesai. Tapi itu tidak bisa tergantung daerah. Tergantung keputusan gugus tugas dan juga tergantung kesiapan masing-masing pemerintah daerah dan sekolah," paparnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Fame.Grid.ID dengan judul  "Kabar Baik! Mendikbud Nadiem Makarim Perbolehkan Anak Sekolah dan Guru Minta Pulsa Kuota ke Sekolah" : https://fame.grid.id/read/462276517/kabar-baik-mendikbud-nadiem-makarim-perbolehkan-anak-sekolah-dan-guru-minta-pulsa-kuota-ke-sekolah?page=5

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved