Prakiraan Cuaca

Prakiraan Cuaca NTT Senin 29 September 2025: Waspada Hujan Petir di Ende,Bajawa, Ruteng, Labuan Bajo

Prakiraan Cuaca NTT Senin 29 September 2025: Waspada Hujan Petir di Ende,Bajawa, Ruteng, Labuan Bajo

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
istimewa
RAKIRAAN CUACA NTT HARI INI - Ilustrasi hujan peti. Prakiraan Cuaca NTT Senin 29 September 2025: Waspada Hujan Petir di Ende,Bajawa, Ruteng, Labuan Bajo. 

POS-KUPANG.COM - Prakiraan Cuaca NTT Senin 29 September 2025.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BBMKG ) kembali merilis Prakiraan Cuaca NTT Hari Ini, Senin 29 September 2025.

Dalam rilis terbarunya, BMKG memngimbau Warga NTT agar mewaspadai potensi hujan petir di sejumlah daaerah. 

Adapun Wilayah NTT yang berpotensi dilanda hujan petir dalam periode 26 September hingga 2 Oktober 2025, yakni; Ende,Bajawa, Ruteng, Labuan Bajo.

Baca juga: Prediksi Cuaca Maritim NTT Sabtu 27 September 2025:Gelombang Tinggi Masih Berpotensi di Perairan NTT

BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang memprakirakan cuaca Pulau Flores, NTT, Senin (29/9/2025) sebagian wilayah dilanda hujan lebat disertai petir pada siang hari.

Sementara itu wilayah hujan intensitas sedang pada siang hari yakni Mbay dan Borong.

Cuaca Sebagian besar wilayah NTT pada pagi hari cerah berawan dan berawan tebal. Malam hari cerah berawan dan berawan tebal. Dini hari cerah dan berawan tebal.

Beberapa wilayah NTT memiliki kelembaban Udara di lapisan atas (700 mb dan 500 mb) yang cukup basah, terpantau gelombang Rossby ekuator sedang aktif di wilayah sekitar NTT dan suhu muka laut yang cukup hangat, sehingga menyebabkan peningkatan proses pembentukan awan hujan di beberapa wilayah NTT.

BMKG mengingatkan waspada angin kencang yang sifatnya kering yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan wilayah NTT. 

Waspada potensi dampak hujan dan angin kencang berdurasi singkat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum.

Baca juga: BMKG Sebut Musim Hujan 2025/2026 di NTT Bersifat Basah, Ini Dampak yang Harus Diwaspadai Masyarakat

Sementara itu, memasuki pekan terakhir bulan September, wilayah selatan Indonesia berada pada masa peralihan atau periode transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

Selama periode ini, hujan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat pada skala lokal umumnya terjadi saat siang menjelang sore hingga malam hari, didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. 

Selain itu, faktor dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal turut memberikan kontribusi terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.

Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah adanya daerah perlambatan dan pertemuan angin yang terpantau memanjang dari Pesisir Barat Bengkulu hingga barat Sumatra Barat, dari Laut Natuna Utara hingga Laut Cina Selatan, dari pesisir utara Jawa timur hingga Jawa Tengah, dari pesisir Timur Kalimantan Selatan hingga Kalimantan utara, dari NTT hingga NTB, di Laut Banda, dari Laut Maluku hingga Gorontalo, dan dari Papua hingga Papua Barat Daya, Laut Andaman, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik Utara Papua. 

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah perlambatan dan pertemuan angin tersebut. Kondisi atmosfer pada skala lokal juga mendukung peningkatan potensi hujan. Labilitas atmosfer yang relatif kuat serta kelembaban udara yang basah menjadi pemicu terbentuknya awan konvektif di beberapa wilayah Indonesia.

Baca juga: Musim Hujan di NTT Diprediksi Lebih Cepat, Begini Penjelasan BMKG

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved