Dampak Pandemi Covid-19 Siswa Mulai Bosan Belajar Online

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis information communication technology (ICT) pada masa Corona ( Covid-19) masih terkendala sarana prasarana

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Dampak Pandemi Covid-19 Siswa Mulai Bosan Belajar Online
POS-KUPANG.COM/ARIS NINU
Kepala Sekolah SMPN 1 Maumere, Vitalis P. Sukalumba

Siswa lain, Joni mengaku bosan belajar dari rumah. Menurutnya, lebih nyaman di sekolah. Ia mempunyai Hp android namun bosan jika dipakai untuk belajar. "Kalau pegang Hp lebih suka main game," ungkapnya.

Siswi SMAK Suria Atambua Lucia Lazakar mengatakan, belajar online memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, ia memiliki cukup banyak waktu untuk mengerjakan tugas saat di rumah.

"Kelemahannya, jam pembelajaran tatap muka dikurangi setelah dibagi dalam shif pembelajaran," kata siswi kelas XI ini.

Claudia Mali mengatakan, pembelajaran tatap muka lebih baik karena bisa mendapat penjelasan langsung dari guru di sekolah. Walaupun jam belajar sedikit kurang namun pola tatap muka lebih efektif.

"Pembelajaran tatap muka di tengah covid 19 ini baik karena saya mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka", ujarnya.

Siswa SMK Negeri I Kota Waikabubak juga menginginkan KBM tatap muka kembali dilaksanakan. Menurut mereka, pembelajaran online tidak efektif karena siswa hanya mengerjakan soal yang diberikan guru dan mengumpulkan kembali.

Hal ini disampaikan Paulina Nensiana Talu, Melda Bela Wawo, Titra Yohanes B Lero dan Jimi Putra Kristian Duka. Selain Tirta Yohanes, tiga siswa lainnya mengaku belum memiliki Hp android.

Tren Baru

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan, geliat belajar secara online sebagai budaya baru secara massal merupakan trend baru bersamaan dengan adanya pandemi Covid-19.

Namun menjadi tantangan sekaligus peluang pengembangan pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology).

Menurut Linus, pihak sekolah, pemerintah dan orangtua diperhadapkan pada kesiapan sarana prasarana. "Pola yang perlu diperkuat adalah optimalisasi peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dan mendorong orangtua sebagai tutor dalam interaksi pembelajaran berbasis lingkungan," kata Linus di Kupang, Rabu (5/8).

"Kuncinya terletak di kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Hal tersebut menjawab substansi persoalan yang dialami oleh kelompok siswa yang rentan secara ekonomi dan juga siswa belajar berbasis online," ujar Linus. (ris/yon/jen/pet/ery)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved