LUAR BIASA! TNI AD Buat Ban Antikempis, Bisa Bengkokkan Paku Tak Tembus Peluru Walau Ditembaki Musuh
Perwira Teknis 2 POLTEKAD, Letda Arm Farid Hendro, mengatakan, ban tanpa udara ini akan sangat membantu pergerakan anggota.
LUAR BIASA! TNI AD Buat Ban Antikempis, Bisa Bengkokkan Paku Tak Tembus Peluru Walau Ditembaki Musuh
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Institusi TNI AD kembali membuat gebrakan. Gebrakan itu diukir Poltekad, dengan membuat ban tanpa udara untuk dipasang pada truk.
Pembuatan ban tanpa udara TNI AD tersebut, telah diposting pada akun YouTube TNI AD dengan judul
'Rasakan Sensasi Ban Tanpa Udara | Gebrakan TNI AD dalam Teknologi Alutsista Part 3'.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa ban tanpa udara atau ban anti kempis buatan TNI AD tersebut, terinspirasi dari tentara Amerika Serikat yang sudah lebih dulu mengujicoba ban tanpa udara.
Ban tanpa udara ini dibuat di Poltekad milik Angkatan Darat.
Perwira Teknis 2 Poltekad, Letda Arm Farid Hendro, mengatakan, ban tanpa udara ini akan sangat membantu pergerakan anggota yang kini banyak dilakukan dengan menggunakan mobil.
Dalam video tersebut juga ditunjukkan berbagai ketangguhan ban tanpa udara buatan TNI AD.
• Tersangka Pencemaran Nama Baik Minta Maaf, Kuasa Hukum Ahok Nyatakan Pikir-Pikir, Kita Lihat Dulu
• Susah Payah Susi Pudjiastuti Buat Aturan, Kini Ditenggelamkan Menteri Edhy Prabowo, Lho Kok Bisa?
• Di Tengah Ketegangan Laut China Selatan,AS & Thailand Gelar Latihan Militer,Peringatan Bagi China?
Ban tersebut mampu membengkokkan paku, dan sama sekali paku tidak dapat menancap.
Selain itu, ban tanpa udara TNI AD ini juga sudah menjalani uji tembak.
Ban tanpa udara ini tidak rusak walau ditembak peluru dengan kaliber 5,56 mm.
Uji tembak dilakukan di Pindad.
Hal ini membuat keyakinan bahwa ban tanpa udara TNI AD tidak akan berpengaruh meski ditembaki musuh.
SIAPA PENEMU BAN?
Terlepas dari majunya teknologi ban.
Kita juga perlu tahu siapa penemu ban pertama.
Sebab dialah yang bisa membuat manusia menggelinding bersama benda.
Dikutip dari wikipedia, penemu ban adalah Robert William Thomson.
Ia lahir di Stonehaven, Skotlandia, pada 26 Juli 1822, dan meninggal 8 Maret 1873 pada umur 50 tahun.
Ia adalah seorang penemu ban pneumatik.
Robert ialah putera ke-11 dari 12 bersaudara dari keluarga pemilik pabrik pemintalan wol setempat.
Keluarganya mengharapkan ia untuk belajar untuk menjadi staf kementerian namun Robert menolak, satu alasan yang dikemukakannya adalah ketakmampuannya menguasai bahasa Latin.
Dia meninggalkan sekolah pada umur 14 tahun dan menetap bersama pamannya di Charleston, Amerika Serikat, di mana dia magang di seorang saudagar.
Dua tahun kemudian dia pulang dan mempelajari kimia, listrik, dan astronomi secara mandiri dengan bantuan seorang ahli tenun setempat yang berwawasan matematika.
• Atta dan Aurel Hermansyah Jadi Nikah Muda, Anang Langsung Ajukan Syarat, Atta Pun Siap Temui KD
• Lepas dari Indonesia, Timor Leste Hadapi Penjajahan Gaya Baru, Kini Jadi Sapi Perahan Australia
• Gading dan Gisel Rujuk? Sering Tanya Sudah Punya Pacar, Ayah Gempi Ngeles Melulu
Ayah Robert memberinya lokakarya, dan ketika itu dia berumur 17 tahun, dia merombak mesin cuci tradisional ibunya, sehingga linen yang basah dapat dilewatkan melalui roda penggulung menurut arah mana saja, dia pun berhasil merancang dan membuat ribbon saw, dan menyelesaikan model mesin uap eliptika putar pertamanya yang dapat berfungsi baik yang lantas ia sempurnakan di waktu berikutnya.
Dia bekerja magang sebagai tenaga rekayasawan di Aberdeen dan Dundee sebelum kemudian menggabungi sebuah perusahaan teknik sipil di Glasgow.
Dia kemudian bekerja untuk sebuah firma di Edinburgh yang mana para teknisi sipilnya dia nasihati dengan metode baru peledakan menggunakan tenaga listrik, yang dengan demikian mengurangi ancaman maut di dalam pertambangan di seluruh dunia.
Thomson berikutnya bekerja sebagai insinyur rel kereta api dan mengawasi peledakan di dekat tebing-tebing kapur Dover untuk Kereta Api Timur Selatan Britania.
Tak lama kemudian ia mendirikan sendiri usaha konsultansi rel kereta api dan mengusulkan jalur untuk Kereta Api County Timur yang diterima oleh Parlemen dan akhirnya dikembangkan.
Thomson masih berusia 23 tahun ketika dia mematenkan ban pneumatiknya.
Dia diberi paten di Prancis pada 1846 dan di Amerika Serikat pada 1847.
Ban yang ia temukan terdiri dari sabuk berongga karet alami yang mengembang karena udara, sehingga roda berupa "bantalan udara di atas tanah, rel, atau lintasan tempat mereka berjalan".
Sabuk kanvas karet yang lentur ini tertutup di dalam cangkang luar yang kuat dari kulit yang dilesakkan ke dalam roda.
"Roda Udara" Thomson dipertunjukkan di Taman Regent London pada Maret 1847 dan dipasangkan ke beberapa kereta kuda, sangat meningkatkan kenyamanan perjalanan dan mengurangi kebisingan. Satu set berlari untuk 1.200 kilometer tanpa tanda-tanda kemunduran.
Selama bertahun-tahun Thomson dipusingkan oleh minimnya pasokan karet tipis, dan dia kembali mengembangkan ban karet butanya.
Tidak sampai 43 tahun kemudian bahwa ban pneumatik hadir kembali, ketika ia dikembangkan sebagai ban sepeda oleh John Boyd Dunlop. Dunlop diberi paten pada 1888, tapi dua tahun kemudian dikabarkan secara resmi bahwa paten itu tidak sah, di mana paten Thomson menindaklanjutinya.
Pada Pameran Besar, Thomson memeragakan pena yang diisinya sendiri dan kursi roda dengan ban karet buta.
Tahun berikutnya dia menerima tugas penempatan di Jawa, di mana dia merancang mesin baru untuk pembuatan gula tebu, yang pada akhirnya memperbesar keuntungan.
Selama masa ini dia menemukan keran uap yang dapat dipindahtempatkan namun tidak berminat mematenkannya.
Thomson pulang ke Skotlandia pada 1862. Meskipun kesehatannya memburuk, yang lantas memerangkapnya hanya di atas sofa, kejeniusan Thomson tidaklah surut, dan beberapa karya terpentingnya dilakukan selama sepuluh tahun berikutnya.
Pada tahun 1867 ia mematenkan ban karet buta untuk kereta uapnya.
Orang Skotlandia menggambarkan penerapan karet alami tervulkanisasi ke roda-roda kereta uap sebagai "langkah terbesar yang pernah dibuat dalam penggunaan uap di jalan-jalan umum".
Ketahanan ban karet yang gemuk membiarkan mesin uap ringan lima ton milikny untuk berjalan pada permukaan kasar atau licin, basah atau kering, melampaui hambatan, menanjak atau menurun.
Selain itu, karet tebal ban tidak merusak jalan seperti halnya roda besi mesin dengan tarikan berat.
Kereta uap pertama Thomson, dibuat di bengkel kecil sendiri di Leith, yang dilengkapi dengan tiga roda, dan satu roda kecil di bagian depan yang langsung di bawah kemudi. Ban, setebal 125 mm (5 inci), diberi kontur gelombang di bagian dalamnya dan diikuti oleh gesekan roda.
Kereta uap Thomson, sering menggambarkan empat wagon yang dipenuhi batu bara seberat 40 ton, berjalan menanjak dan menurun, memercikkan minat yang besar di jalanan Edinburgh.
Segera kemudian omnibus pertama dioperasioan di antara Edinburgh dan Leith.
• DPRD Lembata Sebut Kapal Torani 3 Bodong dan Rugikan Keuangan Daerah
• KBM Tatap Muka di Kabupaten Mabar Belum Dilakukan Karena Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah
• Dosen Agroteknologi Faperta Undana Gelar PKM di Nunumeu TTS
Mesin yang dia rancang dikirim ke Jawa, India, Kanada, dan Australia, dan pada 1871 diproduksi di bawah lisensi perusahaan-perusahaan Britania dan Amerika seperti Tennants di Leith, Charles Burrell di Thetford dan Robey di Lincoln.
R. W. Thomson, seorang jenius yang serbaguna, wafat di rumahnya di Moray Place, Edinburgh, pada usia 50 tahun.
Pikirannya aktif hingga akhir hayatnya, dan aplikasi paten terakhirnya, untuk sabuk, kursi, dan bantal yang lentur diajukan setelah kematiannya oleh istrinya, Clara.
Pada 1922 Klub Otomobil Skotlandia Kerajaan mempersembahkan kota kecil Stonehaven dengan sebuah plakat perunggu untuk memperingati seratus tahun kelahiran Robert William Thomson.
Plakat ini ditempatkan di atas gedung sisi selatan Alun-alun Pasar yang meliputi situs kelahirannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul TNI AD Sukses Membuat Ban Tanpa Udara, Antipaku Antikempis, Sampai Tahan Ditembak, https://wartakota.tribunnews.com/2020/08/04/tni-ad-sukses-buat-ban-tanpa-udara-anti-paku-anti-kempis-sampai-tahan-ditembak?page=all