KBM Tatap Muka di Kabupaten Mabar Belum Dilakukan Karena Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah
diajari bagaimana menggunakan google classroom sehingga dapat menggunakan aplikasi itu saat berada di rumah
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
KBM Tatap Muka di Kabupaten Mabar Belum Dilakukan Karena Kasus Positif Covid-19 Terus Bertambah
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) belum dilaksanakan hingga saat ini, Selasa (4/8/2020).
Pasalnya, daerah tersebut memiliki angka kasus positif Covid-19 yang terus bertambah sehingga ditetapkan sebagai zona merah Covid-19.
"Edaran dari Kementerian belum ada. Kami masih bertahan dengan surat edaran yang sudah kami keluarkan sebelum bahwa aktivitas KBM tatap muka belum dapat dilakukan dan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau daring. Apalagi dengan penambahan kasus di Manggarai Barat, itu yang sangat kita khawatirkan," kata Kepala Dinas PKO Kabupaten Mabar, Bernardus Dandur.
Pihaknya pun masih menunggu edaran terbaru dari pemerintah pusat sehingga dapat menyiapkan tahapan untuk pembelajaran tatap muka dengan mengedepankan protokol kesehatan.
Para siswa tetap menjalani pembelajaran dari rumah, sedangkan para guru, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap hadir di sekolah, sehingga mereka selalu berdiskusi terkait pembelajaran yang efektif bagi siswanya.
Saat dimintai terkait siswa yang tidak memiliki android, Bernardus enggan berkomentar banyak, namun demikian, hal tersebut dikembalikan kepada kreativitas para guru agar pembelajaran jarak jauh atau online lebih efektif.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMK Stella Maris Labuan Bajo, Rm. Kornelis Hardin, Pr., S.Fil mengatakan, pembelajaran selama ini dilakukan secara online menggunakan sarana aplikasi yang ada.
"Kalau kali lalu kami gunakan Facebook, masangger, wa dan google form," jelasnya.
Saat nasuk tahun ajaran baru, lanjut dia, digunakan satu aplikasi yang memungkinkan para siswa dan guru kelas tatap muka, yakni google classroom
*Selain itu juga, anak-anak juga mendapatkan modul ringkasan materi dari guru mata pelajaran untuk mendalami materi yang ada. Modul ini juga dilengkapi pertanyaan-pertanyaan penuntun agar bisa menjawab pertanyaan dan akan dikirimkan ke guru mata pelajarannya," jelasnya.
Aplikasi google classroom ini pun telah disampaikan langsung kepada para siswa, di mana pihak sekolah memberitahukan secara langsung di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan, pengukuran suhu tubuh, mencuci tangan, menjaga jarak dan pembatasan jumlah siswa. Hal ini agar para siswa mengetahui dengan jelas aplikasi itu.
"Begitu masuk sekolah kami langsung lakukan pengecekan suhunya menggunakan Thermo gun, cuci tangan dan menjaga jarak dan saat itu mereka diajari bagaimana menggunakan google classroom sehingga dapat menggunakan aplikasi itu saat berada di rumah," katanya.
Diakuinya, bagi para siswa yang memiliki kesulitan ekonomi dan jaringan internet sehingga tidak bisa menjalani KBM secara online diminta ke sekolah untuk bertemu guru kelasnya di sekolah dan menyerahkan tugas yang ada.
"Dan anak-anak yang sulit kami kontak, karena jaringan, hp dan lainnya. maka kami keluarkan surat kepada anak-anak agar saat masuk tahun ajaran baru, mereka ikuti ujian. Artinya anak itu tidak ditinggalkan begitu saja saat pandemi Covid-19, artinya mereka tetap berinteraksi dengan sekolah dan mendapatkan hak pendidikannya," paparnya.