Perayaan Idul Adha Tanpa Jabat Tangan
Umat muslim di Kota Kupang dan beberapa daerah lainnya di NTT menggelar sholad ied di hari raya Idul Adha 1441 Hijriah
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Umat muslim di Kota Kupang dan beberapa daerah lainnya di NTT menggelar sholad ied di hari raya Idul Adha 1441 Hijriah di lapangan dan di masjid-masjid.
Untuk Kota Kupang, selain dilakukan shalat berjamaah di Lapangan Wali Kota Kupang juga di beberapa lapangan dan 36 masjid di Kota Kupang. Namun usai sholat tidak diikuti memberikan ucapan selamat dengan berjabatan tangan.
Pantauan Pos Kupang, Jumat (31/7) hanya sebagian halaman kantor Wali Kota yang dipenuhi umat muslim. Walau demikian, umat yang melaksanakan shalat tetap berlangsung hikmat kendati protokol kesehatan seperti menggunakan masker tetap ditaati para jamaah.
• Masjid Al Multazam Kurbankan 7 Sapi dan 17 Ekor Kambing Hewan Kurban
Shalat Id Idul Adha dipimpin iman, H Abdul Wahab, khatib, Zainudin Jahilape dan khutbah oleh Zainudin Adang Djaha.
Dalam khutbahnya, Adang Djaha menyampaikan, Idul Adha tahun ini diuji dengan pandemi Covid-19. Umat muslim tidak bisa mengunjungi baitullah, untuk memenuhi panggilan Allah bukan berarti haji tidak bisa dilakukan. Seseorang bisa menjadi haji mabrur tapi tidak ke baitullah.
"Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah siapakah haji mabrur. Ketika itu rasul menjawab dan mereka terheran karena Saefullah menggunakan seluruh uang hajinya untuk membantu tetanggnya. Sebab ciri seorang haji bila memandang wajahnya hati menjadi tenang dan sahdu, bila datang disenangi dan pulang dirindukan," tuturnya.
• Hati-hati Tinggi Gelombang Laut di Selat Sumba Bagian Barat Mencapai Empat Meter
Ia mengatakan bulan zulhijah menjadi bulan pamungkas di kalender hijriah, bulan dengan penggalan kisah, misalnya nabi Musa lahir pada 5 zulhijah, ketaatan nabi Ibrahim As dan keluarga yang diperingati hari ini.
Usai shalat, kata Adang Djaha akan dilakukan penyembelihan hewan qurban dan saat dipotong akan tersumbar darah.
"Mari kita menyadari untuk menyembelih setiap saat, yaitu nafsu binatang yang ada di diri kita, nafsu rakus, manusia itupun jauh dari ketaatan. Saat menyembelih hewan qurban kita pun berikrar dalam hati Ya Allah hari ini darah hewan qurban yang mengalir, bila engkau menghendaki kami siap bercucuran diri untuk mempertahankan ketakwaan kami," ujarnya.
Koordinator Masjid Al-Muttaqin selaku Ketua MUI Kota Kupang, H Muhammad MS menjelaskan, merayakan Idul Adha berdasarkan petunjuk pemerintah.
Sesungguhnya ibadah itu tidak dilarang dan pemerintah tidak mencampuri urusan ibadah, tetapi bagaimana menjaga protap sesuai arahan pemerintah yaitu jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan.
"Berkaitan dengan protap tadi lebih mudah diatur kalau di lapangan sehingga bisa menjaga jarak. Karena kalau di masjid penuh mau jaga jarak seperti apa," tuturnya.
H Muhammad mengatakan hasil sembelih daging kurban akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu, agar umat dilatih memiliki kepedulian sosial kepada seluruh masyarakat di sekitar.
Hakikatnya bagaimana ketaatan sehingga bersedia mengurbankan sebagian rezeki untuk kepentingan umat dan seluruh masyarakat, tidak hanya umat muslim tetapi seluruh umat. Tidak hanya yang miskin tapi bila berkelebihan orang kayapun diberikan.
Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi menjelaskan, intisari berkurban ialah bagaimana refleksi takut kepada Tuhan. Meskipun hal yang dikurbankan tersebut sangat disayangi, namun ada kerelaan memberi kepada Allah karena kesetiaan kepada Allah.