Pemkab Mabar akan Surati Pemprov untuk Fasilitasi Pemerikasaan Sampel Daging Babi

(Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), akan menyurati Pemprov NTT agar mengfasilitasi pemerikasaan sampel daging babi dan olahannya.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Pemkab Mabar akan Surati Pemprov untuk Fasilitasi Pemerikasaan Sampel Daging Babi
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Kadis Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Mabar, drh Theresia Primadona Asmon saat ditemui di Kantor Bupati, Sabtu (28/3/2020)

Berdasarkan data yang dimiliki, saat ini angka populasi ternak babi di Kabupaten Mabar mencapai kurang lebih 250 ribu ternak dan tersebar di hampir seluruh kecamatan di kabupaten itu.

Kekhawatiran saat ini, lanjut dia, harga jual daging olahan dari kabupaten lain, seperti kabupaten Sikka yang telah terkonfirmasi positif ASF, di mana terdapat transaksi penjualan daging olahan dengan harga murah sehingga dapat masuk atau terjual di Kabupaten Mabar.

"Kita paling timur, kami bergantung dari kabupaten sebelumnya yakni Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur, karena dari luar provinsi ke sini sulit," tegasnya.

Ia pun konsisten melakukan sosialisasi terkait penyakit ternak dan dampaknya bahwa aaat ada kejadian babi yang mati karena penyakit, langsung dilaporkan.

Sehingga, kata dia, langsung dilakukan investigasi dan pengambilan sampel ternak babi untuk diperiksa apakah positif ASF atau tidak.

Diberitakan sebelumnya, wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) masih bebas dari ancaman African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika, Selasa (28/4/2020).

Hingga saat ini, belum ada laporan kematian ternak babi secara mendadak yang diduga diakibatkan karena terserang ASF.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Mabar, drh Theresia Primadona Asmon mengatakan, strategi yang dijalankan agar wilayah tersebut tidak terserang ASF dengan memperketat lalulintas ternak masuk ke wilayah itu.

"Kebetulan kami berada dalam tim sanitasi, petugas selalu stand by di pelabuhan dan kami berkoordinasi dengan pihak Karantina untuk jangan sampai ada daging babi yang lolos. Jangan sampai orang memanfaatkan situasi untuk mengirimkan daging babi ke sini," katanya.

Theresia menjelaskan, ternak babi maupun daging serta makanan olahan dari daging babi selama ini dilarang untuk masuk ke wilayah Kabupaten Mabar.

"Kami Koordinasi lintas sektor untuk semua olahan babi tidak diterima. Kalau ketemu dimusnahkan. Dulu ada daging olahan dari Bali yang dikirimkan ke hotel dan restoran dan kami dapatkan lalu sita," katanya.

Diakuinya, walaupun permintaan ternak babi berkurang karena mewabahnya Covid-19, namun pihaknya tetap konsisten untuk menjaga semua pintu masuk baik darat, laut dan udara, sehingga daging olahan dari daerah tertular ASF tidak masuk di daerah itu.

Menurutnya, peran paling penting dalam upaya agar Kabupaten Mabar tidak terserang ASF adalah kesadaran dari masyarakat.

Menurutnya, masyarakat harus teredukasi sehingga secara bersama dapat saling membantu.

"Ada warga yang menemukan sei yang dikirim ke sini lalu memberitahu kepada kami mau diapakan daging babi itu. Jadi masyarakat jika telah teredukasi dan perduli dengan masyarakat yang beternak, pasti mereka tidak akan tega membawa daging babi ke sini," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved