Air Keruh dan Sampah Plastik Menggenang di Drainase Jl. Gatot Subroto Ende
Air keruh dan sampah plastik menggenang di Saluran Drainase di Jl. Gatot Subroto Kabupaten Ende.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Air keruh dan sampah plastik menggenang di Saluran Drainase di Jl. Gatot Subroto Kabupaten Ende.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Senin (27/7/2020) saluran drainase tak jauh dari Taman Simpang Lima ini mengeluarkan bau tak sedap.
Sejumlah warga yang beraktivitas dekat drainase tersebut kepada POS-KUPANG.COM mengaku air dan sampah tersebut sudah menggenang berhari-hari.
• Pilkada 2020, 573 PPDP Lakukan Coklit Hingga 13 Agustus 2020
"Ini untung saja tidak hujan lebat. Kalau ada hujan berarti bisa meluap dan baunya tidak enak, mengganggu. Tidak tau sumbernya dari mana, padahal ini kan musim kemarau," ungkap Agus salah seorang warga.
Menurutnya sampah plastik tersebut mungkin berasal dari rumah tangga atau para pedagang kaki lima yang berjualan dekat drainase tersebut.
• 70 Persen Pemilih di TTU Sudah Lakukan Coklit
Dia katakan, seharusnya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende menyediakan tempat sampah di beberapa titik di Jl. Gatot Subroto.
"Ini kita lihat tidak ada tempat sampah. Sementara di jalan ini kan banyak sekali kios, toko ada juga swalayan. Kan orang kalau belanja sampahnya, misalnya plastik mau buang ke mana," keluhnya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, di sejumlah titik Jl. Gatot Subroto juga sedang ada penggalian saluran drainase, ke arah timur dari saluran drainase yang digenangi air dan sampah.
Tampak beberapa pekerja sedang mengali. Sementara material yakni batu dan pasir ditumpuk di pinggir jalan bahkan hingga menyentuh badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
Para pengendara diperingatkan melalui papan nama yang dipasang dekat tumpukan material agar hati-hati melintas di area tersebut.
Para pedagang kios di dekat lokasi penggalian berharap penggalian drainase tersebut bisa secepatnya selesai sehingga mereka bisa berdagang dengan aman dan nyaman.
"Yah terus terang saja kondisi begini debu kasihan dagangan kami. Kami juga tidak nyaman aktivitas karena debu. Kita tidak protes atau apa, intinya semoga cepat selesailah supaya bisa normal," harapannya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)