DPRD Minta Pemda Lembata Tak Tinggal Diam Atasi Masalah Kelangkaan BBM

Dirinya juga sudah mendapat informasi kalau kapal tangker yang mengakut pertalite dan premium juga sudah beroperasi kembali kemarin ke Larantuka.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO
Masalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Lembata mencuat dalam ruang sidang paripurna, Rabu (22/7/2020). Beberapa Anggota DPRD Lembata meminta Pemerintah daerah tidak tinggal diam terhadap persoalan ini. Mereka juga menyinggung soal harga jual eceran yang melonjak drastis. 

DPRD Minta Pemda Lembata Tak Tinggal Diam Atasi Masalah Kelangkaan BBM

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Masalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Lembata mencuat dalam ruang sidang paripurna, Rabu (22/7/2020).

Beberapa Anggota DPRD Lembata meminta Pemerintah daerah tidak tinggal diam terhadap persoalan ini. Mereka juga menyinggung soal harga jual eceran yang melonjak drastis.

Anggota DPRD Lembata Filbertus Kwuel Wuwur meminta Pemda Lembata untuk segera mengambil langkah taktis mengatasi persoalan ini karena yang dia temukan di lapangan, harga eceran premium dan pertalite sudah mencapai Rp 50 ribu per botol dan Rp 30 ribu untuk setengah botol.

Jika terlalu lama dibiarkan, kata Politisi Partai Hanura ini, masyarakat nantinya bisa menilai pemerintah melakukan pembiaran masalah ini terus berlanjut.

Menjawabi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali menjelaskan beberapa alasan kelangkaan BBM bisa terjadi dari hasil koordinasi Pemda Lembata dengan pihak-pihak terkait.

Dia mengatakan saat ini pihak Pertamina secara internal sedang melakukan evaluasi penyaluran karena di sepanjang tahun 2019 rata rata di NTT terjadi over kapasitas kuota BBM khususnya jenis solar dan hal ini menurut Paskalis tidak boleh terjadi.

Mereka pun melakukan antisipasi supaya jangan sampai terjadi kelebihan kapasitas kuota solar lagi. Khusus Kabupaten Lembata, tahun lalu terjadi over kapasitas BBM jenis solar sebanyak 700 ton lebih.

Akibat dari evaluasi ini, menurutnya, akan terjadi pembatasan pasokan BBM jenis premium, pertalite maupun solar ke daerah-daerah termasuk di Lembata.

"Jadi bukan pengurangan kuota. Itu informasi yang kami peroleh dari Pertamina," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan masalah lainnya juga ada pada transportasi angkutan BBM. Manajemen SPBU Kompak PT Hikam telah bersurat kepada pihak Pertamina bahwa pada 14 Juli 2020 telah terjadi kerusakan kapal sehingga mempengaruhi proses transportasi BBM dari Depot Larantuka ke Lewoleba.

"Tetapi setelah kami crosscheck, kapalnya dalam kondisi baik, hanya karena tidak jalan maka ownernya sepakat untuk membersihkan tiram di kapal dan mengecek yang lainnya," kata Paskalis.

Sementara itu, informasi yang diperoleh dari hasil koordinasi dengan Pertamina, pasokan premium dari Maumere ke Depot Larantuka baru dilakukan Selasa kemarin. Sementara stok di Maumere masih tetap normal.

Dirinya juga sudah mendapat informasi kalau kapal tangker yang mengakut pertalite dan premium juga sudah beroperasi kembali kemarin ke Larantuka.

Jadi dia sangat berharap fenomena kelangkaan BBM di Lembata bisa segera terurai dalam pekan ini.

Solusi sementara, Paskalis menambahkan, pemerintah akan berkoordinasi dengan Satlantas Polres Lembata untuk melakukan operasi langsung di lapangan karena ada kendaraan yang tidak memiliki surat-surat juga dipaksa untuk masuk dalam antrean di SPBU.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved