Kebijakan Baru Wali Kota Surabaya Risma Tekan Virus Corona Menuai Kritik, Ini Kelemahannya

Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma pun baru saja menerbitkan aturan wajib rapid test bagi pekerja dari luar Kota Pahwalan.

Editor: Agustinus Sape
Capture YouTube/Indonesia Lawyers Club
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 

+6 KAB. BANGKALAN,+8 KAB. BOJONEGORO,+1 KAB. JEMBER,+17 KAB. JOMBANG,+1 KAB. KEDIRI,+5 KAB. MAGETAN,+22 KAB. MALANG,+12 KAB. NGANJUK,+15 KAB. PAMEKASAN,+7 KAB. PASURUAN,+13 KAB. PONOROGO,+130 KAB. PROBOLINGGO,+42 KAB. SIDOARJO,+1 KOTA BATU,+48 KOTA SURABAYA.

Sedangkan pasien yang meninggal karena COVID-19 di Jawa Timur hari ini berasal dari wilayah:

+1 KAB. BANGKALAN,+4 KAB. GRESIK,+1 KAB. JOMBANG,+2 KAB. MALANG,+2 KAB. NGANJUK,+1 KAB. PACITAN,+4 KAB. PASURUAN,+6 KAB. PROBOLINGGO,+2 KAB. SIDOARJO,+1 KOTA PASURUAN,+9 KOTA SURABAYA.

Berikut peta persebaran kasus virus corona atau COVID-19 di Jawa Timur hari ini, Senin 20 Juli 2020.

ITS Kembali Siapkan Rapid Test Gratis

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali memberikan layanan rapid test gratis bagi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pemegang Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Adi Supriyanto mengungkapkan layanan rapid test gratis bagi peserta UTBK Tahap II tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 20-24 Juli 2020 mulai pukul 07.30-12.00 di gedung Plasa dr Angka ITS. 

“Layanan ini kami berikan untuk para peserta yang akan mengikuti UTBK pada tahap kedua sesuai syarat yang ditentukan,” tuturnya.

Lanjut Adi, dalam persiapan UTBK tahap kedua ini, ITS juga menyiapkan rapid test bagi panitia dan pengawas UTBK.

Pelaksanaan rapid test ini dilaksanakan mulai tanggal 17-22 Juli 2020 yang bertempat di gedung yang sama.

“Kurang lebih ada 40 panitia dan pengawas yang mengikuti rapid test untuk persiapan UTBK tahap kedua ini, dan kami sarankan untuk terakhir rapid test pada 19 Juli sebelum bertugas nantinya,” ujarnya.

Guru Besar Teknik Elektro ITS ini mengatakan, terdapat beberapa persiapan tambahan dari evaluasi UTBK tahap pertama kemarin.

Antara lain penambahan dan pengelolaan sampah medis, perbaikan stiker bagi peserta yang lolos check point, serta penyediaan sarung tangan dan masker bagi peserta yang tidak membawa. 

"Hal ini sebetulnya hampir sama dengan tahap pertama kemarin, namun kami lakukan ini demi memberikan fasilitas yang terbaik untuk para peserta," ungkapnya.

Selain itu, Adi menambahkan, untuk UTBK tahap kedua ini ITS juga kembali melakukan sterilisasi ruangan tempat UTBK. 

Hal tersebut dilakukan hampir setiap hari menjelang UTBK tahap kedua mulai Senin (20/7/2020). "Kami lakukan sterilisasi tersebut dalam tiga kali setiap harinya yakni pagi, siang, dan sore," paparnya.

Pada UTBK tahap kedua yang dilakukan ITS ini, menurut Adi, total terdapat 8.750 peserta.

Jumlah tersebut merupakan peserta limpahan dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). 

"Jadi sebetulnya jika peserta dari ITS sendiri sudah selesai pada tahap satu saja, namun di tahap kedua ini adalah semua peserta limpahan dari Unesa," terangnya.

Adi menjelaskan, terdapat pula tambahan 116 peserta limpahan dari tahap pertama.

Para peserta tersebut meminta untuk proses relokasi dengan beberapa alasan di antaranya karena reaktif hasil rapid test, tidak adanya transportasi, dan tidak berani ke Surabaya sebab Surabaya termasuk zona merah.

"Sedang dari 116 peserta tersebut, 95 peserta dinyatakan reaktif di mana 66 di antaranya merupakan peserta reaktif asal Surabaya, sehingga dilimpahkan ke tahap kedua," ungkapnya.

Sekadar diketahui, para peserta yang reaktif pada UTBK tahap pertama langsung diserahkan kepada panitia pusat dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pemerintah Kota Surabaya. 

Untuk pelaksanaan UTBK tahap kedua, Adi berharap, para peserta dapat lebih mempersiapkan apa saja yang diperlukan  sehingga tidak ada persyaratan yang terlupakan. 

”Agar tidak terburu-buru seperti peserta tahap pertama dan memiliki waktu persiapan yang banyak, diharapkan peserta lebih tertib dan tidak ada yang ketinggalan seperti hasil rapid test dan protokol kesehatan yang dibutuhkan,” pesan Adi.

Dari sisi penyelenggaraannya, Adi berharap tidak ada lagi antrean panjang peserta dan masih banyaknya pengantar yang menunggu di kampus ITS. 

Adi juga berpesan untuk para peserta UTBK agar tidak stres dan menjalani tes dengan santai serta menyiapkan yang terbaik. 

“Jika (sekarang) badan terasa kurang enak, istirahat saja dulu supaya nanti saat mengikuti UTBK dalam keadaan sehat.

Sehingga kami selaku pelaksana UTBK dapat memberi fasilitas terbaik untuk para peserta yang ingin melanjutkan pendidikannya di PTN, tidak kehilangan hak dan kesempatannya,” pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Dinilai Beratkan Buruh dan Tak Efektif, Kebijakan Risma Tekan Virus Corona di Surabaya Ini Dikritik, https://kaltim.tribunnews.com/2020/07/20/dinilai-beratkan-buruh-dan-tak-efektif-kebijakan-risma-tekan-virus-corona-di-surabaya-ini-dikritik?page=all.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved