News
Pilkada Sumba Barat, Keba Moto Tunggu Keputusan PDIP untuk Bertarung, Ini Gebrakan yang Dilakukannya
Bakal Calon Bupati Sumba Barat periode 2020-2025, Keba Moto, mengaku sedang menunggu survei yang dilaksanakan DPP PDIP.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Petrus Piter
POS KUPANG, COM, WAIKABUBAK - Bakal Calon Bupati Sumba Barat periode 2020-2025, Keba Moto, mengaku sedang menunggu survei yang dilaksanakan DPP PDIP.
Hasilnya menjadi acuan bagi partai besutan Megawati itu untuk mengusung bakal calon pada pilkada Desember mendatang.
Keba Moto percaya PDIP sebagai partai wong cilik akan melaksanakan survei untuk mengetahui suara rakyat kecil Sumba Barat atas figur pemimpin lima tahun ke depan.
"Pasti DPP PDIP akan menentukan pasangan calon yang tepat untuk bertarung pada pilkada Sumba Barat tahun 2020. Paket Kebamoto-Daud Kadobo adalah duet kepemimpinan kaum wong cilik Sumba Barat yang paham benar kondisi kehidupan masyarakat Sumba dewasa ini. Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati yang berasal dari petani sangat tepat memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan," ujar Keba Moto melalui telepon, Minggu (12/7).
Saat ini, diakui Keba Moto, pihaknya gencar membangun pertanian rakyat dengan membagikan pupuk cair gratis kepada petani Sumba Barat.
Pupuk tersebut hasil ciptaannya. Mantan guru besar Universitas Indonesia itu mengaku senang kembali membangun daerah kelahirannya setelah puluhan tahun merantau.
Keba Moto mengatakan pupuk cair ciptaannya itu dibagikan secara gratis kepada petani Sumba Barat untuk memupuk tanaman sayur, padi, jagung, jambu mete.
Selain itu Keba Moto juga menemukan obat pembasmi hama pisang yang puluhan tahun telah menyerang tamanan pisang di Sumba Barat khususnya dan Sumba umumnya.
Kini, pupuk hasil racikannya telah digunakan nasyarakat Sumba Barat khususnya dan Sumba umumnya untuk membasmi hama pisang. Dan hasil tamanan pisang milik warga kembali tumbuh subur.
Keba Moto percaya bila rakyat memberi mandat bersama pasangannya memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan tanggal 9 Desember 2020, maka salah satu langkah yang dilaksanakan adalah mengalokasikan anggaran cukup untuk mengadakan pupuk cair dalam skala besar sehingga dapat membebaskan petani dari ketergantungan pupuk pemerintah sebagaimana dijual pengusaha.
Sebab, selama ini, kalau memasuki musim tanam, antrean panjang terjadi di toko pengusaha penjual pupuk.
"Bila rakyat mempercayai saya maka akan menghapus ketergantungan itu," tegasnya.
Ia mengaku, saat ini produksi pupuk ciptaannya terbatas karena keterbatasan modal. Karenanya pelayanan belum dapat menjangkau semua petani. "Pengambilan juga terbatas," terangnya. *