Panorama Sungai Terpanjang di Manggarai, Menanti Restoran Terapung di Wae Pesi
Wilayah Kabupaten Manggarai banyak menyimpan obyek wisata yang menakjubkan dan bikin baper kala menyaksikannya
POS-KUPANG.COM - Wilayah Kabupaten Manggarai banyak menyimpan obyek wisata yang menakjubkan dan bikin baper kala menyaksikannya. Salah satu obyek wisata yang tak kalah indah yaitu muara sungai Wae Pesi.
Obyek wisata ini terletak di wilayah pantai utara (Pantura) tepatnya di Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai.
Muara sungai Wae Pesi ini sangat luas dengan lebar sekitar 100 meter lebih dan panjangnya membentang sekitar belasan kilometer dari hilir sampai hulu di sekitaran Jembatan Gongger
• Dokter Puskesmas Pasir Panjang Positif Corona Pelaku Perjalanan dari Bali
Muara sungai Wae Peci saat ini belum ditata, masih sangat alami. Mungkin melihat hal tersebut masih belum dijamah, maka Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta Pemda Manggarai dalam hal ini Bupati Manggarai Dr. Deno Kamelus, SH, MH untuk menata muara sungai Wae Peci menjadi sebuah destinasi wisata dengan membangun restoran terapung.
Ide cemerlang ini disampaikan Gubernur NTT ketika melakukan perjalanan keliling Pulau Flores pekan lalu. Gubernur dan rombongan melakukan perjalanan berawal dari Kabupaten Manggarai Barat hingga di Ende. Dari Ruteng, rombongan Gubernur NTT melintasi pantau utara Flores.
Memang, sungai ini sangat indah dan akan semakin indah bila dikelola secara profesional. Apalagi jika kita menyaksikan keindahan sungai tersebut sambil menikmati kopi pagi atau sore hari di pinggiran muara sungai sambil memancing ikan.
Bukan hanya itu, saat berada di muara sungai itu juga, Anda dapat menyaksikan aktifitas nelayan yang menjaring ikan dan lalu lalang perahu motor di muara sungai itu.
Anda juga bisa menyaksikan orang-orang berenang yang makin memanjakan mata.
Air di muara sungai ini juga sangat jernih. Walaupun ada sedikit sampah yang dibuang di area pinggiran sungai itu. Walau demikian, ikan-ikan terlihat jelas bermain-main di permukaan air sungai.
Anda juga bisa berenang namun perlu hati-hati karena muara itu juga ada pada titik-titik tertentu yang sangat dalam.
Untuk bisa sampai ke lokasi ini, jika Anda dari Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai mengikuti jalur jalan nasional Ruteng-Reo dengan jarak sekitar 60 Km. Jalannya cukup mulus meskipun topografi berkelok-kelok.
Selama melintasi jalan ini mata Anda akan disuguhkan dengan tanaman kopi, cengkeh, kemiri milik petani. Selain itu, petak-petak dan rumah-rumah penduduk di lereng-lereng bukit. Sebelum memasuki wilayah Kota Reo, kita akan melintas di atas jembatan Wae Pesi. Jembatan ini sebagai penanda bahwa sebentar lagi kita akan memasuki wilayah Kota Reo. Dari jembatan Wae Pesi ini kita akan menyaksikan bentangan sungai ini hingga memasuki Kota Reo.
Anda tak perlu kuatir ketika memasuki wilayah Kota Reo. Sebab, kota ini sangat hidup. Selain berada di tepi pantai, kota ini juga bertumbuh dan berkembang cukup cepat. Untuk makanan dan minuman tidaklah sulit. Berbagai warung-warung makan tersedia dengan harga yang cukup murah berkisaran Rp 10.000 sampai Rp 30.000/porsi.
Selain itu untuk tempat penginapan juga sudah terdapat sejumlah tempat penginapan seperti hotel, vila dan home stay dengan harga sangat murah dan mudah dijangkau dari Rp 100.000 sampai Rp 250.000/malam/orang.
Melihat keindahan bentangan Wae Pesi tersebut, Gubernur Viktor meminta agar lokasi muara itu ditata dengan baik dan dikelola jadi destinasi wisata. Oleh karena itu, yang paling penting diperhatikan adalah narasi-narasi tentang history Reo atau Manggarai. Narasi-narasi tersebut mesti menggugah rasa ingin tahu wisatawan.
"Saya meminta Bupati Manggarai untuk bisa menganggarkan dari APBD sekitar Rp 10 miliar. Jangan banyak-banyak. Kita dari Provinsi agar tidak jadi penonton, maka pasti siap untuk bantu," kata Gubernur VBL.
Menanggapi keinginan gubernur tersebut, Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, SH, MH mengatakan, ide tersebut sangat bagus. Tapi Pemda Manggarai akan melakukan kajian dan desain yang baik.
Ide itu lanjut Bupati Kamelus, konteksnya membangun ekonomi dan pariwisata. Hal ini tentu terkait dengan pengembangan wisata Labuan Bajo. (robert ropo)