Anggota DPRD Lembata Menitikkan Air Mata Lihat Tanaman Pandan Digusur Untuk Wisata Voli Pantai
Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda menitikkan air mata setelah melihat tanaman pandan digusur habis untuk wisata voli pantai
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda langsung menitikkan air mata setelah melihat tanaman pandan digusur habis untuk wisata voli pantai.
Putra asli Kampung Mingar ini tak bisa menyembunyikan kesedihannyan dan meratapi kerusakan lingkungan itu. Dia melihat langsung tanaman pandan yang sejatinya menjaga pasir tetap putih dan mencegah abrasi ini justru sudah digusur habis hanya untuk wisata voli pantai.
• Update Corona TTU : Jumlah PPDP di TTU Tembus Angka 4.674 Orang
Yosef Boli Muda yang mendapat informasi penggusuran ini langsung datang dari Lewoleba untuk melihat lokasi yang digusur. Dia tampak geram menyaksikan semua tanaman sudah dibabat habis.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun langsung menghampiri Kepala Desa Pasir Putih Isidorus Sura yang sementara memasang umbul-umbul untuk persiapan seremoni pembukaan lapangan voli pantai.
• Gaji Dokter PTT Dipangkas, Begini Tanggapan Wakil Ketua DPRD TTS
Keduanya berdebat panas soal tanaman pencegah abrasi yang sudah digusur itu.
"Jangan hanya kepentingan hari ini korbankan cucu-cece kita. Saya tidak mau. Saya maju dari sini demi kepentingan Lewo ini," ujarnya gusar di Pantai Pasir Putih, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Sabtu (4/7/2020)
Menurutnya, sebagai kepala desa, Isidorus harus menggelar musyawarah desa meminta kesepakatan masyarakat kendati program tersebut dari Pemkab Lembata.
Dijelaskannya, tanaman pandan itulah yang menjaga kondisi pasir tetap putih. Tanaman itu pula yang menjaga abrasi dari ganasnya ombak laut selatan yang saban hari menerjang pantai.
Kades Isidorus mengakui pembukaan lapangan voli pantai itu atas kerja sama pemerintah desa dan Pemkab Kabupaten Lembata yang memang ingin menjadikan kawasan Pasir Putih itu sebagai lokasi wisata voli.
Dia berdalih tanaman itu akan kembali bertunas dan tumbuh kembali. Pemerintah Desa pun sudah mempunyai program sendiri dengan anggaran Rp300 juta untuk membangun panggung dan lopo-lopo serta alat permainan di sana.
"Namanya menanam kembali itu tidak semudah merusak yang ada. Dia kan butuh proses. Dari kecil sampai menjadi besar," tandas Isidorus. Namun pernyataan ini pun dibantah.
Yosef Boli Muda menyatakan tanaman pandan itu butuh waktu yang lama untuk tumbuh kembali. Bahkan, menurutnya kerusakan akibat abrasi dan pasir putih yang berubah jadi hitam atau cokelat hanya tinggal menunggu waktu saja. Aksi penggusuran tanaman pandan ini pun mendapat kecaman keras dari tuan tanah Kampung Mingar Paulus Pati Kebelen.
Paulus menyebut penggusuran tanaman pandan itu tanpa ada kesepakatan masyarakat apalagi tuan tanah.
"Sudah terlalu. Ini kegiatan apa. Buat sesuatu bagus tapi kita tentukan musyawarah bersama. Ada tempat lain. Ini hanya mau bunuh kami orang Mingar. Bisa bencana. Ini mau membunuh kami orang Mingar," tegas Paulus gusar.
Bupati Lembata: Pantai Mingar Akan Ditata Kembali
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menanggapi aksi protes Anggota DPRD Lembata Yosef Boli Muda perihal perusakan tanaman pandan di Pantai Mingar, Desa Pasir Putih untuk kepentingan wisata voli pantai.
Menurut Bupati Sunur akan ada penataan kembali di lokasi Pantai Mingar. Pemerintah desa menurutnya juga akan menanam kembali sesuai dengan kondisi semula.
"Semuanya nanti akan kita kembalikan, supaya dari sisi keindahan dilihat estetis," ungkapnya kepada wartawan usai membuka secara resmi lapangan voli pantai di Desa Pasir Putih, Minggu (5/7/2020).
Saat itu, Bupati Sunur juga membantah adanya perusakan tanaman pandan untuk kepentingan lapangan voli pantai. Yang dilakukan pemerintah menurutnya ialah penataan khusus pengembangan lokasi pariwisata yang memiliki aturannya sendiri. Di lokasi dimaksud juga akan dibangun kawasan kuliner bagi masyarakat setempat.
Siapa saja, tambahnya, bisa saja punya perspektif masing-masing soal masalah ini. Oleh sebab itu, dia menampik tudingan yang menyebut pembukaan lahan untuk voli pantai sebagai aksi merusak tanaman pandan.
"Pemerintah menata ini. Tidak mungkin juga pemerintah merusak. Kalau merusak tuh, banyak orang juga sudah ambil pasir, di rumah-rumah juga ada kok. Kalau kita mau ngomong itu.”
Selain itu, Bupati Sunur juga menambahkan kalau lapangan voli pantai itu dibuat untuk kepentingan masyarakat desa dan tidak ada sedikitpun kepentingan pemerintah kabupaten di sana.
"Memang ini desa punya. Kita hanya memberi penguatan terhadap perencanaan kebijakan yang sudah dibuat oleh desa supaya sinergi dengan pemerintah kabupaten sehingga desa ini jadi desa tematik pariwisata," paparnya.
Menurut Bupati Sunur, pembabatan pohon pandan tidak sampai sepanjang 100 meter. Bahkan, tidak satupun pohon pandan yang dibabat di lapangan voli Karena lapangan dibangun di atas lokasi yang tidak ditumbuhi pohon pandan.
“Jadi ini penataan semua. Tempat yang kita injak ini tanah. Pasir yang sudah padat sekali. Ini kan debu, hampir sama yang sebelah sana. Dia memang sudah tinggi begini. Diambil pasir untuk timbun supaya bisa main voli pantai. Ini paling (tebal pasir) 20 centi,” tandas Bupati Sunur.
Dijelaskan pula bahwa tidak ada pohon pandan yang digusur di belakang bangunan SD Mingar. Ya, “Tidak sampai di belakang sekolah. Yang lain masih ada akar tuh,” tegasnya.
"Nah, supaya kompetitifnya baik orang kan tidak hanya main di pantai, salah satunya yang belum ada di Lembata kan voli pantai. Lokasi ini kan cocok, saya lihat. Jadi punya karakter yang beda.”
Jadi, lanjut bupati dua periode ini, “Seluruh aset yang dibangun kabupaten adalah asset milik desa. Kita beri dukungan dana ini untuk membangun asset desa.”
Dia menambahkan bahwa apa yang dikerjakan di Pantai Mingar sangat bagus. “Masa Covid masuk New Normal, kita melakukann aktivitas dengan memperhatikan protocol kesehatan. Nah sekarang daya ungkitnya sudah ada, tinggal masyarakat memanfaatkan ini dengan baik.”
Menurut Bupati Sunur, wisata selalu berkaitan dengan uang.
“Bicara wisata itu bicara uang, ekonomi, bukan gratis kalau wisata. Kalau piknik iya, tapi namanya wisata tidak. Tour, traveling, makan (harus dengan) uang, ke toilet uang. Semuanya uang berlaku disini,” tandasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)