Lewolein Menuju Desa Wisata Digital di Lembata

Desa Wisata Lewolein, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata terus bertransformasi. Rupa-rupa inovasi terus dilakukan demi menarik mina

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Foto/Ricko Wawo
/Desa Wisata Lewolein, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata terus bertransformasi. Rupa-rupa inovasi terus dilakukan demi menarik minat wisawatan. Pusat kuliner, spot swafoto, rumah apung sudah jadi pelengkap keindahan pesisir Pantai Lewolein. Tak puas dengan itu saja. Pemerintah Desa Lewolein kini berupaya mengembangkan konsep wisata digital (digital tourism).  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Desa Wisata Lewolein, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata terus bertransformasi. Rupa-rupa inovasi terus dilakukan demi menarik minat wisawatan. Pusat kuliner, spot swafoto, rumah apung sudah jadi pelengkap keindahan pesisir Pantai Lewolein.

Tak puas dengan itu saja. Pemerintah Desa Lewolein kini berupaya mengembangkan konsep wisata digital (digital tourism). Konsep wisata digital ini juga sejalan dengan arah pengembangan wisata desa di Kabupaten Lembata. Jika terwujud, Lewolein adalah desa wisata pertama di Kabupaten Lembata yang berinovasi secara digital demi memanjakan wisatawan yang berkunjung.

Kepala Desa Lewolein Rafael Suban Ikun mengatakan pemerintah desa sedang melakukan beberapa inovasi. Salah satunya adalah wisata digital. Kades Rafael memastikan pada tahun 2021 nanti konsep ini sudah bisa diterapkan.

"Sekarang sedang kita lakukan persiapan-persiapan. Konsep kita kerja sama dengan semua pihak termask bank. Semua kita bersinergi bersama-sama," ungkapnya optimistis.

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan salah satu pengembangan digitalisasi wisata bisa berupa transaksi non tunai di area wisata. 

"Harus ada daya tariknya juga, daya saing. Mereka datang karena Lewolein ada sesuatu," sebutnya usai penyerahan wadah cuci tangan kepada Pemdes Lewolein, Kamis (2/7/2020)

Dengan konsep ini, semua transaksi bisa dilakukan secara non tunai. 
"Tidak perlu dana cash lagi, tinggal kita kerja sama dengan bank, kasi masuk internet, itu sudah."

Selain itu, Pemkab Lembata juga berencana menata wilayah pesisir Lebatukan dengan fasilitas snorkeling. 

Hadirkan Kuliner Khas Masyarakat Lewolein

Wisata Desa Lewolein cukup terkenal dengan kuliner khasnya. Sebagaimana yang dihidangkan salah satu pelapak kuliner, Yovita Dai Ikun, 49 tahun. 
Menu yang ada di warung sederhana Yovita adalah ikan melus bakar, ikan pada bakar. Sebagai pelengkapnya, ada sambal, yakni sambal terasi.

“Ikan Pembakarnya pakai kayu yang bagus  supaya arangnya bagus, jadi ikannya tidak akan bau asap. Karena saya jual ikan bakar, bukan ikan asap,” tutur Yovita, sambil asyik menyiapkan ketupat dan kelapa muda, kepada pengunjung ketika ditemui, Kamis (2/7/2020)

“Saya dan ibu-ibu jual Ketupat ikan, bakar. Selain itu ada telur rebus, minuman dingin, es kelapa. BUMDes yang menyiapkan tempat bagi masyarakat berjualan dan setiap bulan kami menyetor ke BUMDes, Rp. 35.000” tuturnya.

Yovita bercerita ketupat dijual dengan harga 3 /Rp. 2.000, ikan bakar dengan ukuran besar  dibandrol 1 ekor dengan harga Rp. 10.000, sedangkan ikan kecil 3 ekor dengan harga Rp. 5.000, dan kelapa muda per buah Rp. 10.000 sedangkan es kelapa muda dengan harga per gelas  Rp 5.000.

Penghasilan Yovita setiap hari sebelum adanya pandemi covid-19 berkisar antara Rp.300.000-400.000 dan di hari libur pemasukannya berkisar Rp. 800.000-Rp.900.000 setiap harinya. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved