Najwa Shihab Pertanyakan Video Jokowi Marahi Menteri Rilis setelah 10 Hari, Reaksi Moeldoko Disorot
Di Balik Video Kejengkelan Jokowi yang Baru Dirilis setelah 10 Hari, Moeldoko: Pahami Subtansinya
POS-KUPANG.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah pada para menteri dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020).
Namun, publik bertanya-tanya mengapa video Sidang Kabinet Paripurna tersebut baru diunggah pada 28 Juni 2020.
Video yang diunggah di akun YouTube Sektretariat Presiden itu berjudul 'Arahan Tegas Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, 18 Juni 2020'.
Dalam acara tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko angkat bicara.
Najwa lantas menanyakan mengapa video kemarahan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna dirilis 10 hari setelahnya.
"Itu bagian dari strategi, kan begitu," Moeldoko menimpali.
• Update Data Terkini Infeksi Covid-19 di Kota Kupang
• Harga Emas Antam Batangani Turun 4000, Menjadi Rp 915.000 Per Gram, Simak Info
• 55 Tahun KOMPAS Kolaborasi Intelektual
• Tak Sekedar Bumbu Dapur, Ada Manfaat Tersembunyi Lainnya Dari Daun Salam
• Yang DianggarkanRp 75 Triliun untuk Pemulihan Ekonomi, Baru Keluar 1,53 Persen, Pemicu Jokowi Marah
• Pemkot Gencar Benahi Sektor Pariwisata Pastikan Pelaku Usaha Siap di Tengah Pandemi Covid-19
• Daftar Nama 7 Pemain Persib Bandung Punya Bisnis, Nick Kuipers hingga Kim Jeffrey Kurniawan, Info
Saat Najwa mengejar jawaban lebih rinci soal strategi tersebut, Moeldoko menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
Najwa lantas menyimpulkan, video kemarahan Jokowi di Sidang Kabinet Paripurna memang sengaja dirilis 10 hari kemudian.
"Berarti ini kesengajaan dirilisnya 10 hari kemudian, melihat situasi tertentu," kata Najwa.
Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan, yang terpenting dari kemarahan yang diperlihatkan Jokowi adalah memahami subtansinya.
Moeldoko juga menganggap kemarahan Jokowi merupakan sesuatu yang wajar.
"Seorang pemimpin marah adalah sesuatu yang wajar," tegas Moeldoko.
"Karena Pak Jokowi melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia," katanya.
"Sehingga, situasi itu perlu ditransformasi kepada bawahannya, pembantunya," ungkap Moeldoko.
Lebih Lengkapnya, Simak Tayangan Berikut Ini:
