News

Prihatin Kondisi Puskesmas Oe'ekam Dua Tahun tanpa Dokter, Marcu Mbau: Ini Akreditasi Model Apa!

Sidak ke Puskesmas Oe'ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Pansus LKPj menemukan fakta miris.

Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/Dion Kota
Ketua DPRD TTS, Marcu Mbau 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Diom Kota

POS KUPANG, COM, SOE - Sidak ke Puskesmas Oe'ekam, Kecamatan Amanuban Timur, Pansus LKPj menemukan fakta miris. Pasalnya, dua tahun terakhir puskesmas yang sudah terakreditasi tersebut tanpa tenaga dokter. Padahal kunjungan masyarakat ke Puskesmas Oe'ekam sangat tinggi, 70-80 orang/hari.

Rosalina Fallo, salah satu pegawai Puskesmas Oe'ekam, yang menerima kunjungan Pansus LKPj mengaku, ketiadaan dokter di puskesmas setempat sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Pasalnya, sesuai aturan, seluruh tindakan medis wajib berdasarkan arahan dokter.

"Jujur saja pak, ketiadaan dokter, pelayanan kami tidak maksimal. Tapi mau bagaimana lagi, dengan keterbatasan yang ada kami tetap melayani," ungkap Rosalina saat berbincang dengan Pansus LKPJ, Senin (22/6) siang.

Karena tidak ada dokter, lanjutnya, para tenaga medis melakukan konsultasi dengan dokter di RSUD SoE melalui telepon seluler.

"Kami konsultasi dengan dokter melalui telepon pak. Kalau dia tidak angkat, kita rujuk ke RSUD SoE," paparnya.

Ketua DPRD TTS, Marcu Mbau, mengaku prihatin melihat kondisi Puskesmas Oe'ekam tanpa dokter. Dia kesal terhadap kebijakan pemerintah, di mana puskesmas yang terakreditasi tak ada dokter.

"Ini akreditasi model apa, dua tahun tanpa dokter. Miris sekali kalau puskesmas terakreditasi model begini. Tolong itu spanduk daftar tenaga medis yang dipasang di dinding copot saja. Orang tidak ada dokter kok di spanduk ada dua dokter," tegas Marcu.

Ketua Pansus LKPj, Marthen Tualaka, mengaku segera memanggil dinas kesehatan mendesak secepatnya menempatkan dokter di Puskesmas Oe'ekam. Pasalnya, melihat tingkat kunjungan pasien yang tinggi seharusnya Puskesmas Oe'ekam menjadi prioritas penempatan tenaga medis.

"Ini atur penempatan dokter model apa sehingga puskesmas dengan tingkat kunjungan yang begini tinggi justru tenaga dokter kosong. Kita akan desakan secepatnya harus tempatkan dokter di puskesmas tersebut," tegas Marthen. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved