Warga Dusun Lamanunang Lembata Seumur Hidup Tak Nikmati Listrik dan Air Bersih

Dusun Lamanunang masuk dalam wilayah Desa Dulir, Kecamatan Atadei. Letaknya yang berada di pelosok selatan Kabupaten Lembata

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Relawan Taman Daun Lembata tampak sedang membagi bantuan sembako Covid-19 bagi Warga Dusun Lamanunang, Desa Dulir, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Sabtu (20/6/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Dusun Lamanunang masuk dalam wilayah Desa Dulir, Kecamatan Atadei. Letaknya yang berada di pelosok selatan Kabupaten Lembata membuat Dusun Lamanunang nyaris tak tersentuh pembangunan pemerintah. Salah satu dusun terpencil di Lembata itu bisa dijangkau dengan menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Kota Lewoleba.

Kondisi jalan yang berlubang dan berbatu-batu memaksa pengendara harus ekstra hati-hati. Jalan dusun dari dari Kampung Watuwawer menuju Lamanunang sangat ekstrim; berkelok-kelok menyusuri punggung bukit dengan kontur jalan berpasir dan berbatu kerikil.

Ahok Ucapkan Selamat Hut Jakarta,Unggah Foto Jembatan Simpang Susun Semanggi,Natizen:Mantan Terindah

Ada 44 kepala keluarga yang menetap di Dusun Lamanunang. Mayoritas warga di sana berprofesi sebagai petani kebun dengan hasil panen musiman.

Selain masalah insfrastruktur jalan yang menyulitkan warga menjual komoditi pertanian di pasar terdekat, warga Dusun Lamanunang juga tidak pernah menikmati air bersih dan listrik dari negara.

Raffi Ahmad Dikabarkan Berciuman dengan Janda Muda di Luar Negeri, Padahal Sudah Beristri Nagita

Kepala Dusun Lamanunang, Aloysius Laga Tukan (58), mengaku kalau warga setempat sudah lama berharap pemerintah bisa mewujudkan keinginan mereka untuk menikmati listrik dan air bersih.

Di sepanjang usia hidup mereka hingga sekarang, listrik dan air bersih jadi hal yang sangat dirindukan.

Untuk penerangan malam selama ini, lanjut Aloysius, Warga Dusun Lamanunang hanya memanfaatkan solar cell yang mengandalkan cahaya matahari.

"Belum pernah ada jaringan listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara) di sini," ujar Aloysius di sela-sela aksi Relawan Taman Daun menyalurkan bantuan sembako Covid-19 bagi Warga Dusun Lamanunang, Sabtu (20/6/2020).

Masalah lainnya sebagaimana disebutkan Aloysius adalah air bersih. Dari dulu warga sudah terbiasa menampung air hujan untuk kebutuhan apa saja di kampung.

Oleh karena itu, Pemerintah Desa Dulir pun mendirikan Bak Penampung Air Hujan (PAH) di setiap rumah. Sayangnya, curah hujan yang tak menentu juga tidak bisa mencukupi kebutuhan warga air selama setahun.

Jika air hujan berkurang, tandas Aloysius, warga terpaksa harus berjalan kaki menyusuri hutan dan punggung bukit menuju mata air yang jaraknya hampir dua kilometer dari pemukiman.

Pemerintah desa masih harus membuat instalasi pipa dari mata air sampai ke pemukiman warga.

"Kalau hujan kurang, air di bak juga kurang. Semua kebutuhan di sini pake air hujan," tandas Aloysius.

Selain air dan listrik, warga juga kesulitan menjual hasil komoditi pertanian mereka karena infrastruktur jalan yang sangat memprihatinkan. Hasil komoditi pertanian seperti kelapa, jambu mente, kemiri dan kacang tanah bisa dijual di Pasar Lerek atau Watuwawer.

Namun, hasil penjualan itu harus dibagi dengan ongkos transportasi yang lumayan mahal.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved