Video-Dari Linmas Jadi Relawan Covid-19 dan Bermuara Sebagai Nelayan di Sikka
Seprianus Moa Bura demikian nama seorang lelaki berusia 30 tahun yang satu ini. Pria asal Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT.
Penulis: Aris Ninu | Editor: John Taena
POS-KUPANG.COM, MAUMERE—Seprianus Moa Bura demikian nama seorang lelaki berusia 30 tahun yang satu ini.
Pria asal Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ini memiliki kisah tersendiri di balik wabah Covid-19 yang telah memorak porandakan tatana dunia.
Virus Covid-19 yang mewabah dan memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah, tidak berlaku bagi salah satu anggota Linmas asal Desa Tanaduen yang satu ini.
Berbekal ketrampilan Linmas yang diperoleh, pria yang akrab disapa Moa Nura ini, memilih untuk tetap beraktivitas dan melayani sesama manusia dengan menjadi Relawan Covid-19.
Selama kurang lebih tiga bulan, anggota Linmas yang satu ini terlibat aktif membantu para medis dalam menangani warga yang terpapar Covid1-19 di Kabupaten Sikka saat itu.
Nasib membawa anggota Linmas yang satu ini menjadi relawan Covid-19, dan akhirnya bermuara sebagai seorang nelayan di era new normal saat ini.
Jadi seorang nelayan adalah profesi baru yang telah dilakoni oleh Moa Nura selama dua pekan terakhir. Tugas kemanusian penanganan Covid-19 kini telah usai.
• Video-Tim Penggerak PKK Adalah Mitra Pemerintah
• Video-Tidak Pungut Biaya Pendaftaran, SMA Negeri I Bajawa Diserbu Calon Siswa Baru
• Video-Dukung Pencegahan Virus Covid-19 di TTU, Bank NTT Kefamenanu Gagas Kolekte Digital
Pria asal RT 17/RW 006, Dusun Bolawolon, Desa Tanaduen, dituntut untuk tetap beratahan hidup. Hal inilah yang akhirnya membawanya untuk menjadi seorang penjala ikan di lautan lepas.
Kealian merakit sampan bekas yang sudah tidak dipakai menjadi sampan yang baik untuk melaut, adalah modal yang diandalkan untuk menjadi seorang nelayan.
"Sekarang saya sudah punya sampan dan siap melaut mencari ikan," jelasnya saat ditemui POS-KUPANG.COM, di Bolawolon, Desa Kangae, kecamatan setempat, Minggu 21 Juni 2020.
Dukungan keluarga dan tetangga menjadi penyemangat untuk mewujudkan tekadnya menjadi seorang nelayan seperti sekarang kini.
Dikatakannya, "Sampan ini milik orang lalu saya beli seharga Rp 500 ribu kemudian saya perbaikki dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 1 juta."
Ia berharap pekerjaannya menjadi melaut bisa membantu ekonomi keluarga di masa New Normal.
Ayah satu anak ini berharap, nasib para nelayan di daerah itu bisa mendapat perhatian pemerintah di masa depan.
"Kalau bisa pemerintah membantu kami untuk memilikki alat tangkap dan sampan yang lebih besar," pintanya. (POS-KUPANG.COM, Aris Ninu).
Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM
Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.
Update info terkini via ONLINE : https://kupang.tribunnews.com/
INSTRAGAM poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangco
FACEBOOK : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ