Misa Minggu ke 12 di Gereja Sanjose Bajawa, Pater Remi: Jadilah Umat yang Percaya dan Bijaksana !
pesta Tritunggal dan pesta Corpus Christi tubuh darah Kristus dan hari ini kita memasuki paruh kedua masa biasa yaitu Minggu biasa
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
"Minggu-minggu pertama pandemi covid 19 itu. Paroki kita para Pastor sini ya bukan diganggu tetapi ditantang ada beberapa ibu yang datang jam tidur siang. Karena protes tidak misa. Mereka datang cari pastor paroki. Saya di dalam kamar tidur terus. Mereka cari, mana pastor paroki itu. Pastor tidak beriman, kenapa tidak mau misa. Kenapa takut corona. Corona itu Tuhan yang cipta, lebih takut Tuhan daripada takut Corona. Saya diam-diam saja. Bisa jadi benar, tetapi saudara-saudaraku terkasih. kita penting untuk beriman secara bijaksana," ujarnya.
Ia mengatakan jangan takut yang dikatakan Yesus dalam injil hari ini bukan nekat, tetapi percaya dan bijaksana didalam beriman.
Butuh Komitmen Tinggi
Ia mengatakan menjadi biarawan biarawati, menjadi awam Katolik, menjadi suami istri Katolik, menjadi anak dan remaja Katolik, menjadi pegawai negeri sipil Katolik, menjadi pejabat publik Katolik, menjadi tentara, polisi dan politisi Katolik, menjadi dokter bidan dan perawat Katolik, menjadi guru dan dosen Katolik, menjadi peneliti dan cendekiawan, menjadi relawan Katolik, menjadi pedagang dan pengusaha Katolik, menjadi petani peternak dan nelayan Katolik menjadi, pedagang, penjual, mama lele, papa lele Katolik menuntut komitmen tinggi.
Ia menyatakan sekali lagi menuntut komitmen tinggi kalau dulu banyak orang Katolik mati dibunuh karena mereka yang berani tentang iman akan Kristus. Tetapi tantangan besar bagi kita sekarang adalah, tantangan besar bagi kita sekarang adalah bagaimana bertahan dan terus maju dalam kesetiaan iman akan Kristus.
Berkomitmen teguh sebagai orang Katolik gereja yang kudus. Dewasa ini ada banyak orang Katolik yang tidak berani alias takut hidup benar sebagai pengikut Kristus.
Berhadapan dengan situasi sosial politik dan ekonomi yang tidak sejalan dengan iman Kristiani ada banyak godaan untuk hidup kompromistis diam dan tidak mau ambil resiko dan menjaga posisi aman.
"Kita bermain di air keruh, ketika kita dituntut untuk hidup sebagai orang Katolik yang benar di dalam hubungan keluarga suami dan istri Katolik dengan komitmen kesetiaan satu sama lain dalam untung dan malang suka dan duka sehat dan sakit seperti yang dijanjikan pada saat pernikahan ada banyak godaan untuk tidak setia selalu ada idaman lain," ujarnya.
Ia menyatakan ketika kita dituntut oleh gereja untuk pro-life membela kehidupan. Ada banyak godaan untuk hedonisme semu, seks bebas hingga kehamilan dan harus mengambil pilihan pahit dan jahat yaitu aborsi membunuh bayi yang tidak bersalah.
Ketika gereja menyerukan etika profesi, etika politik, ketulusan dan kejujuran, kebenaran dan keadilan ada godaan untuk main kotor demi keuntungan pribadi dan golongan.
"Ada banyak godaan hidup gampangan yang jahat, curang dan kotor yang tidak sejalan dengan teladan Kristus dan ajaran gereja dan itulah yang seringkali dipilih demi keamanan semu," ujarnya.
Ia mengatakana karena itu saudara-saudari terkasih dibutuhkan keberanian dan komitmen tinggi untuk hidup sebagai orang Katolik pengikut Kristus yang sejati tanpa mau dikendalikan oleh ketakutan- ketakutan yang palsu dan didrive oleh kepentingan-kepentingan parsial.
Dalam hal ini seruan Yesus janganlah kamu takut sangat relevan. Jangan kompromi dan bekerjasama dalam kejahatan dan dengan kejahatan sebab yang jahat dan kejahatan akan membinasakan kita baik jiwa maupun badan di dalam neraka.
Tidak Mudah
Ia menyampaikan memang tidak mudah untuk tampil beda, tampil asli sebagai Katolik. Pasti akan kehilangan banyak hal di dunia ini bisa jadi kehilangan teman, kehilangan popularitas, kehilangan jabatan dan kehilangan kekuasaan, kehilangan harta dan penghasilan serta dimusuhi banyak orang.