News
Obyek Wisata Londa Lima Sumba Timur Belum Dibuka, Domu: Pendapatan Sektor Pariwisata Kita Menurun
Obyek wisata Pantai Londa Lima, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, belum dibuka untuk umum.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Oby Lewanmeru
POS KUPANG, COM, WAINGAPU - Obyek wisata Pantai Londa Lima, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, belum dibuka untuk umum. Obyek wisata ini dibuka setelah pemerintah menerapkan tatanan normal baru atau new normal.
Pantauan Pos Kupang, Minggu (14/6), obyek wisata pantai yang secara administratif terletak di Desa Kuta, Kecamatan Kanatang, ini masih ditutup. Pintu gerbang tampak tertutup rapat.
Sementara itu di sekitar obyek wisata ini ada warga sejumlah yang rekreasi. Mereka menikmati panorama alam dan pantai yang ada di sekitar obyek wisata ini.
Salah satu petugas mengatakan, obyek wisata itu sudah ditutup kurang lebih dua bulan lamanya.
"Pokoknya setelah adanya kasus corona , pemerintah instruksi untuk tutup dari kunjungan," katanya. Terkait new normal, ia mengatakan, mereka sudah mengetahui bahwa semua kegiatan dibuka tanggal 15 Juni 2020, karena itu obyek wisata tersebut juga dibuka.
Untuk diketahui, masuk ke obyek wisata Pantai Londa Lima ini setiap pengunjung dikenakan tarif masuk. Tarif masuk ini sesuai Perda Sumba Timur No.11/2011 tentang retribusi jasa usaha.
Karcis masuk untuk anak-anak Rp 2.000/orang, dewasa Rp 4.000/orang. Sewa tempat/restoran Rp 500.000. Sedangkan untuk banana boat anak-anak maupun dewasa Rp 30.000 dan donat Rp 15.000. Sementara untuk karcis masuk kendaraan baik roda dua maupun roda empat Rp 2.500/kendaraan.
Sekda Sumba Timur, Domu Warandoy, mengatakan, setelah penerapan new normal, semua obyek wisata di daerah itu dibuka.
"Kita saat ini alami penurunan pendapatan khususnya dari sektor pariwisata akibat Covid-19. Karena itu, setelah new normal ini kita buka kembali," terang Domu.
Dia menjelaskan, akibat Covid-19, semua obyek wisata di Sumba Timur ditutup kurang lebih dua bulan. "Dampak penutupan ini sangat dirasakan, bukan saja oleh pelaku pariwisata, juga oleh pemerintah," katanya. *