Dokter Tirta Marah Sebut Warga Jatim Bandel Tak Pakai Masker, Bilang: Nyali 'Bonek' Tapi
Dokter Tirta menyoroti perilaku masyarakat yang masih sulit mematuhi anjuran protokol kesehatan setelah mendengar penuturan seorang warga Surabaya, Ja
Dokter Tirta Marah Sebut Warga Jatim Bandel Tak Pakai Masker, Bilang: Nyali 'Bonek' Tapi
POS KUPANG.COM -- Dokter relawan sekaligus influencer dr Tirta Mandira Hudhi menanggapi banyaknya warga yang masih sulit membiasakan diri memakai masker.
Tidak hanya masker, protokol kesehatan selama pandemi Virus Corona (Covid-19) lainnya seperti rajin mencuci tangan dan menjaga jarak juga kerap dilanggar.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Dua Sisi di TvOne, Senin (15/6/2020).
Persiapan new normal dengan stiker one way yang tertempel di lantai Tunjungan Plaza, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). (Surya/Ahmad Zaimul Haq)
Dokter Tirta menyoroti perilaku masyarakat yang masih sulit mematuhi anjuran protokol kesehatan setelah mendengar penuturan seorang warga Surabaya , Jawa Timur.
Ia mengakui fakta tersebut disaksikan sendiri oleh rekan sesama dokter saat bertugas di Surabaya.
"Kalau dari pembicara di Surabaya, kebetulan kolega saya yang sekarang di Wisma Atlet, dr Arifin," ungkap dr Tirta.
• Betrand Peto Bikin Ruben Onsu Terkejut, Nilai Bahasa Inggris Lebih Bagus dari Bahasa Indonesia
• Veronica Tan Dihina Habis-habisan hingga Dituding Tukang Tipu oleh Ahok, Sang Mantan Buktikan ini
• KRONOLOGI dan Detik-detik Bentrokan Tentara India dan China di Perbatasan, 20 Tentara India Tewas
• China dan India Mulai Perang di Perbatasan, AS Laporkan 35 Tentara China Tewas
"Beliau kemarin studi di sana untuk membantu penanganan di RS Darurat yang ada di Surabaya. Ketika beliau ke sana, kaget karena ada tulisan 'Wani Covid'," tuturnya.
Mengingat cerita tersebut, dr Tirta terkekeh.

Ia lalu menjelaskan sifat masyarakat Jawa Timur yang memang identik dengan bonek.
"Jadi basic-nya Jawa Timur itu begini. Kita terkenal dengan bonek-nya," papar dr Tirta.
"Memang wani perih, kalau orang Jawa bilang," lanjut dia.
Menurut dr Tirta, fakta bahwa virus yang tidak kasat mata membuat masyarakat sering tidak waspada akan bahayanya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, dr Tirta menjelaskan edukasi masyarakat memang harus dilakukan secara bertahap.
"Yang kelihatan aja dilawan, apalagi yang 0,1 mikron. Dari sini kita edukasinya pelan-pelan," paparnya.