Video—Mengenang Peter Apollonius Rohi Jurnalis Senior Asal NTT
Isak tangis mengiringi kisahnya akan sosok yang bersaja dan sederhana. Dari balik layar di negeri asing, Moscow, sesekali terdengar suara serak.
POS-KUPANG.COM, KUPANG—Isak tangis mengiringi kisahnya akan sosok yang bersaja dan sederhana.
Di balik layar monitor dari negeri asing, Moscow, sesekali terdengar suara serak. Lelaki itu seakan tak mampu berbicara. Pilu menyelimuti nubaraninya.
Dia adalah Joaquim Rohi yang akrab disapa Inyo, putra bungsu dari tokoh jurnalis nasional asal Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, Peter Apolloius Rohi.
Puluhan tahun sudah salah satu putra terbaik NTT itu malang melintang di dunia jurnalistik.
Hingga akhir hayat, lelaki yang lebih dikenal dengan sebutan Peter Rohi itu tak pernah berhenti menulis.
Menulis sudah menjadi sebagian nafas dari jiwanya sang jurnalis senior yang satu ini. Buah pikiran dan gagasan kontruktif telah Ia persembahkan untuk bangsa ini.
Dunia jurnalistik tanah air pun berduka dengan kepergiannya. Sosok sederhana nan bersahaja itu telah pergi untuk selamanya.
Kabar duka yang datang dari Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo, Surabaya pada Rabu 10 Juni 2020 itu membawa duka mendalam bagi warga NTT.
Salah satu perpustakaan hidup dari NTT ini telah pergi untuk selamanya. Banyak sumber informasi akan terkubur selamanya bersama Alm. Peter Apollonius Rohi.
• VIDEO - Alumni Fisip Undana Harap di New Normal Nanti Usaha Hand Bucket Kembali Lancar
• VIDEO - VIRAL - Pria Ini Nekat Panjat Gardu Listrik
• VIDEO - Kapolda NTT Beri Bantuan Sembako Buat Warga Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Pelaku sejarah antar waktu itu telah pergi membawa 1001 catatan sejarah yang terjadi di masa lampau. Catatan-catatan sejarah di masa lampau telah dibawanya pergi.
Kematian seorang Peter Apollonius Rohi sama halnya sebuah perpustaan yang memiliki ribuan judul buku telah tiada.
Mengenang matinya salah satu Jurnalis senior asal Flobamora itu, Forum Akademia NTT, menyelenggarakan malam renungan pada Rabu 10 Juni Malam.
Acara yang dikemas secara virtual bersama Pdt. Emmy Sahertian itu berlangsung Kantor Institute of Resources Governance and Social Changes (IRGSC), Kupang sekitar 19.25 WITA.
Tak banyak orang yang hadir dalam acara renungan virtual. Jaraknya juga diatur sedemikian rupa sesuai dengan protokol kesehatan saat ini.
Dua orang putra almarhum masing-masing, Engelbert Johannes Rohi, yang akrab disapa Jojo dari rumahnya di Jakarta.
Sementara putra kedua, Joaquim Rohi alias Inyo yang sedang berada di Moscow, juga turut serta dalam renungan virtual tersebut.
Jojo Rohi, sang putra sulung pun mengapresiasi persekutuan yang dibangun untuk mengenang kepergian sang ayahnya oleh Forum Akademia NTT.
Dikatakannya, "Saya sangat mengapresiasi persekutuan kita malam ini." ujarnya.
Almarhum ayah saya, lanjutnya, dikuburkan dengan protokol Covid-19 meskipun belum diketahui hasilnya apakah negatif atau positif?
"Pemakamannya berlangsung secara privat dan limited dimana hanya keluarga inti saja yang diperkenankan untuk hadir" katanya.
Seluruh keluarga, lanjutnya, telah merelakan almarhum dimakamkan tanpa upacara layaknya orang-orang Kristen yang meninggal pada umumnya. Tentu hal ini tentu demi kebaikan dan kepentingan bersama.
Dikatakan Jojo Rohi,"Kami merelakan papa dimakamkan dengan protokol Covid. Saya percaya, papa memang lebih mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi.".
Jika Jojo tampak tegar, berbeda lagi dengan putra bungsa alm. Peter Apollonius Rohi, Joaquim Rohi alias Inyo yang sedang berada di Moscow.
• VIDEO—Biaya Gali Makam di TPU Damai Fatukoa Lebih Dari Empat Juta Rupiah
• Video Azriel Hermansyah Menangis Dipelukan Ibu Sambungnya, Ashanty, Kembali Beredar, Bikin Haru
• VIDEO - Kapolres Lembata AKBP Yoce Marten : Jaga Komitmen Penegakan Hukum
Serak suaranya langsung terdengar seketika diberi kesempatan untuk menyapa para hadirin dalam renungan virtual malam itu.
Beberapa kata sempat tak terucapkan ketika berbicara tentang sosok almarhum ayahnya itu.
sosok ayahnya yang dikenal bersaja dan sederhana itu dikisahkannya dengan isak tangis.
"Ketika ada waktu kami biasa diajak ke toko buku. Kami nggak pernah punya liburan yang mewah seperti anak - anak lain. Liburan kami adalah ke toko buku, punya waktu bersama sekeluarga" kisahnya.
Di akhir kisahnya, Inyo Rohi mengatakan jikalau almarhum ayahandanya adalah seorang penceritera yang baik.
Kebiasaan berkisahnya tetap terpelihara hingga akhir hayatnya.
Selain itu, menurut Inyo, sang papa juga pencerita yang baik.
"Papa punya kebiasaan dari anak - anaknya sampai pada cucunya kalau kami mau tidur selalu menceritakan sesuatu" tuturnya.
Selain pendengong, almarhum Peter Rohi juga bukan tipe yang suka memanjakan anak-anaknya. Setiap anak tidak pernah dikasih uang dalam jumlah yang banyak, hanya seperlunya.
"Papa nggak pernah kasih kami uang banyak tapi papa selalu kasih kami mimpi yang banyak," kenangnya. ( POS-KUPANG.COM, Ella Uzu Rasi).
Tonton, Like, Share, Subscribe Youtube Channel POS-KUPANG.COM
Ingat SUBSCRIBE, SHARE dan tinggalkan jejak di kolom KOMENTAR.
Update info terkini via ONLINE : https://kupang.tribunnews.com/
INSTRAGAM poskupangcom : https://www.instagram.com/poskupangco
FACEBOOK : POS-KUPANG.COM: https://bit.ly/2WhHTdQ