Virus corona

Tambah Parah, Bukan Merah Surabaya Berubah Jadi Zona Hitam Corona,127 Anak & Balita Positif Covid-19

Kota Surabaya ditetapkan sebagai zona hitam virus corona. Separah apakah penyebaran wabah covid-19 di Kota Pahlawan?

Editor: Adiana Ahmad
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Rabu (31/7/2019). 

Mereka diisolasi bersama dengan orang tuanya jika kebetulan orang tua juga positif Covid-19.

Lihat videonya mulai menit ke-2:00:

Risma Ungkap Alasan Mengapa Surabaya Tinggi Pasien Virus Corona

Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.

Hingga Senin (1/6/2020), Surabaya masih menjadi pusat penyebaran Virus Corona di Jawa Timur dengan 2633 kasus.

Saat di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV Senin, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat disinggung mengapa Virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam perayaan ulang tahun Kota Surabaya ke 727, Minggu (31/5/2020).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam perayaan ulang tahun Kota Surabaya ke 727, Minggu (31/5/2020). (Dok Pemkot Surabaya)

Pada kesempatan yang sama, Risma juga sempat disinggung mengapa Virus Corona di daerahnya begitu banyak.

Risma menjelaskan bahwa semua orang yang kemungkinan memiliki potensi terjangkit Virus Corona akan dites.

Ia mengatakan pihaknya segera melakukan tes sebelum terlambat.

"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk tadi ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) itulah langsung kita tes semua."

"Kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina, menular di keluarganya," jelas Risma.

Corona Surabaya, Anak Buah Walikota Risma Bandingkan dengan Status Wilayah Gubernur Anies Baswedan

Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus Virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.

"Mungkin dulu hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah tidak dipisahkan, karena kita tidak punya alatnya bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi."

"Nah begitu kita tes, maka kemudian yang kita isolasi menjadi confirm, menjadi positif."

"Nah itulah yang tadi saya sampaikan kenapa menjadi besar," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved