Ahok Berpeluang Ikut Pilpres 2024 Tapi Syaratnya Berat, Simak Penjelasan Pakar Psikologi UI Ini!

Sosok Sandiaga Uno, disebut-sebut masih berpeluang untuk maju menghadapi seniornya, Prabowo Subianto pada pilpres nanti. Saat ini Sandi terus bergerak

Editor: Frans Krowin
kupang.tribunnews.com
Basuki Tjahaja Purnama atau BTP atau Ahok saat bersama Anies Baswedan. 

Ahok Berpeluang Ikut Pilpres 2024, Tapi Syaratnya Berat. Simak Penjelasan Pakar Psikologi UI Ini!

POS-KUPANG.COM -- Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, ternyata jagat politik Tanah Air juga cukup ramai membicarakan peta politik pasca Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin nanti.

Ada sejumlah figur yang menjadi bahan pergunjingan publik. Tersebutlah Prabowo Subianto - Puan Maharani sebagai pasangan yang cocok untuk mengambil estafet kepemimpinan dari pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Tetapi, sosok Sandiaga Uno, juga disebut-sebut masih berpeluang untuk maju menghadapi seniornya, Prabowo Subianto pada pilpres nanti.

Meski pentas politik itu terbilang masih cukup jauh, tetapi saat ini Sandiaga Uno terus bergerak.

Sandi, demikian ia biasa disapa, terus melakukan kunjungan ke sejumlah daerah.

Baru-baru ini, Sandiaga Uno menghadiri sejumlah kegiatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Apakah Sandiaga berani melawan Pasangan Prabowo Subianto & Puan Mararani putri Megawati?

Betulkan duet Prabowo Subianto - Puan Maharani paket kuat?

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diprediksi akan menarik karena Presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi) dipastikan tidak boleh mencalonkan kembali sesuai ketentuan undang-undang.

Nadiem Makarim Bantah Sekolah Mulai Juli 2020, Mendikbud Minta Masyarakat Bersabar, Siapkan Skenario

Ini Sosok Suami Tri Rismaharini yang Jarang Disoroti, Suami Orang Nomor Satu Surabaya Lulusan Teknik

Rizal Ramli Kritik Pedas Presiden Jokowi, Puji Gubernur Anies Baswedan di Best Statemen ILC TV One

Salah satu orang yang disebut-sebut bakal maju dalam Pilpres 2024 adalah Sandiaga Uno.

Dalam Pilpres 2019 lalu, Sandi yang berpasangan dengan Prabowo Subianto gagal memenangi Pilpres setelah kalah dari duet Jokowi-KH Maruf Amin.

Namun baru-baru ini, nama Sandiaga Uno dalam konteks Pilpres 2024, juga sempat disinggung oleh Presiden Jokowi pada awal tahun 2020 lalu.

"Yang saya hormati senior-senior Hipmi, mantan ketua umum yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Yang saya hafal hanya satu. Bapak Sandiaga Uno. Hati-hati 2024," kata Jokowi yang saat itu membuka pelantikan BPP Himpi dimana Sandiaga hadir di dalamnya.

Terkait peluangnya maju di Pilpres 2024, Sandiaga Uno memberi tanggapan.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra juga berbicara soal kemungkinan berhadapan dengan Prabowo jika mencalonkan lagi serta peta pemilih di Pilpres 2024 yang disebut Sandi bakal berubah jauh.

Di tengah prediksi deretan figur yang layak menggantikan Jokowi, nama Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama atau BTP juga mencuat sebagai sosok yang cukup dijagokan untuk bertarung dalam Pilpres 2024.

Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengungkapkan, Ahok masih berpeluang maju dalam Pilpres 2024.

Saat ini, katanya, masyarakat Jakarta menyesal telah menghukum Ahok secara berlebihan saat suksesi Pilkada DKI Jakarta yang lalu.

Apalagi, katanya, jika melihat prestasi Ahok, masih lebih baik dibandingkan dengan Gubernur Anies Baswedan saat ini.

Jika fenomena keinginan masyarakat Jakarta untuk dipimpin lagi oleh Ahok, bisa diperbesar ke level nasional, lanjut Hamdi Muluk, maka bukan tidak mungkin, Ahok berpeluang maju dalam Pilpres 2024 nanti.

"Saya obyektif ya. Sekarang orang rindu lagi Ahok memimpin Jakarta. Artinya ada peluang masyarakat merefleksikan kembali kinerja Ahok selama memimpin," jelas Hamdi Muluk.

Meski demikian, Hamdi menambahkan, perlu dobrakan dalam politik Indonesia, utamanya dalam mengatasi faktor SARA bila ingin Ahok maju ke gelanggang Pilpres 2024.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, kata Hamdi Muluk memberi contoh, butuh waktu lama untuk menghilangkan hal yang satu ini.

Itu terbukti dari terpilihnya Barack Obama sebagai presiden kulit hitam pertama di negara adidaya tersebut.

Sementara itu, Ahok yang ditanya media tentang peluangnya maju pada Pilpres 2024, dengan santai ia menjawab, "Mesti itu yang ditanyakan ke partai."

Laurens Ayah Angkat Syahrini Kirim Ancaman Setelah Reino Barack Sewa Pengacara Terbang Ke Belanda

Pilpres 2024, Anies Baswedan Layak Gantikan Jokowi, Karena Dekat Ulama dan Gerakan 212

Asmiranda Lama Menghilang Setelah Isu Pindah Agama, Kini Muncul dengan Bayi, Program Bayi Tabung?

Basuki Tjahaja Purnama atau BTP saat bersama Anies Baswedan di Jakarta.
Basuki Tjahaja Purnama atau BTP saat bersama Anies Baswedan di Jakarta. (cnnindonesia.com)

Baru-baru ini, Pengamat Politik, Rocky Gerung, justeru menyandingkan Ahok dengan Anies Baswedan yang merupakan rival terberat Ahok pada saat Pilpres DKI Jakarta lalu.

Rocky Gerung mengungkapkan, bahwa Ahok tak bisa menjadi lawan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 nanti.

Yang elok dari laga Pilpres 2024 nanti, kata Rocky Gerung, adalah ketika Ahok tampil mendampingi Anies Baswedan sebagai pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden periode 2024-2029.

Rocky Gerung mengatakan, ketidakmungkinan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama atau BTP itu, menjadi lawan Anies Baswedan pada momen politik tersebut.

Yang cocok bagi Ahok, adalah mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 nanti.

Akademisi cum aktivis itu mengungkapkan pernyataan tersebut melalui aku YouTube resminya.

"Secara sosiologis tidak mungkin, secara antropologis juga ajaib, secara psikologis semua orang tahu bahwa kekuatan Ahok sebagai pendorong perubahan, tapi bukan sebagai orang yang memimpin, analisis akademik itu agak susah," kata Rocky.

Menurut Rocky gerung, apabila Ahok dipaksakan menjadi kandidat calon di pemilu 2024, maka ada target tertentu oleh para oligarki.

"Kalau dia (Ahok) dipaksakan, itu artinya ada target jangka pendek yang hendak dipakai oleh oligarki," kata dia.

"Ada suara gendang yang lebih kuat sehingga Ahok tampil ulang sebagai lagu lama dengan arasemen baru," tambahnya.

Bagi Rocky, yang lebih memungkinkan adalah menjadikan Ahok sebagai pendamping Anies Baswedan

"Kalau kami berpikir sejak sekarang itu berarti Ahok ditaruh di situ untuk mendamipingi Anies Baswedan," uangkapnya.

Sebenarnya, menampilkan Ahok sebagai kandidat 2024 bukan hal yang tidak perbolehkan, kata Rocky.

"Enggak ada soal. Ahok tetap warga negara yang boleh memakai hak warganegaranya. Ada pendukungnya yang menganggap dia bisa menjadi pemimpin potensial, secara formal enggak masalah," tambahnya.

"Yang jadi masalah itu, ada kasak-kusuknya itu. Begitu mulai kasak-kusuk, orang merasa ada tagihan politik yang belum lunas antara Jokowi dan Ahok melalui oligarki yang mengatur orkestrasi," kaya doa lagi.

Sementara itu, Rocky mengklaim bahwa Anies berbeda dengan Jokowi-Ahok karena memiliki legitimasi yang kuat.

"Bagaimanapun Anies terpilih dalam satu sistem yang demokratis dan dia punya legitimisasi kuat karena dipilih oleh rakyat bukan oleh survei," ujar Rocky.

Rocky bahkan menyarankan ada survei antara khusus membahas Ahok - Anies.

Komentar kritis juga disampaikan Akademisi Rocky Gerung ketika muncul isu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai kandidat Kepala Otorita Ibu Kota Baru, Indonesia.

Rocky, melalui kanal YouTube miliknya, menyatakan pemilihan Ahok adalah 'bulan madu' Jokowi - Ahok yang disponsori kaum oligarkis.

"Ini bulan madu yang event organizer-nya oligarki, karena itu orang menganggap ada pengetahuan Ahok yang cukup signifikan tentang Jokowi."

Maju Pilpres 2024, Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi, Disusul Sandiaga Uno dan Anies Baswedan

Fadli Zon Ungkap 3 Masalah Besar Dibalik Kebijakan New Normal Presiden Jokowi, Ini Mencemaskan!

Fadli Zon: Buru-Buru Amat Bicarakan Pilpres 2024? Prabowo Subianto Masih Fokus Kerja Sebagai Menhan

Ia menambahkan, "Ada pengetahuan Jokowi tentang Ahok yang di-suplly oleh oligarki tadi, sehingga Ahok namanya tiba-tiba muncul lagi bertebaran dalam banyak isu."

Menurutnya, pemilihan Ahok sebagai Kepala Otorita Ibu kota Baru Indonesia itu, bukan hanya persoalan teknis, karena bisa saja ada sesuatu di baliknya.

"Mungkin ada soal di balik itu, transaksi bisnis mungkin, atau proyek supaya Ahok bisa kembali di papan catur politik nasional," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa banyak spekulasi yang muncul, karena arah pemerintah saat ini yang dinilainya tidak jelas.

"Itu semua spekulasi, dan ini berlangsung dalam ketidakpastian arah pemerintah," kata dia.

Menurutya, menampilkan Ahok di politik Indonesia cukup berbahaya.

"Ahok berada dalam sebuah kontroversi yang sebagian orang menganggap ada watak yang tidak pas sebagai pemimpin."

Rocky menilai, kembalinya Ahok dalam perpolitikan Indonesia memperlihatkan kaum oligarkis belum berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.

"Artinya sistem oligarki belum berhasil memeroleh apa yang diinginkan, sehingga satu-satunya cara ya meminta kekuasaan untuk meneruskan semacam agenda atau kurikulum dari olgarkis itu.

Pengamat Politik Rocky Gerung menilai Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sengaja melemparkan wacana Sandiaga sebagai Capres.

Rocky Gerung juga menilai, Jokowi kini tengah berusaha agar tak dilengserkan dari posisinya sebelum masa jabatan berakhir, tahun 2024.

Salah satu upaya itu, kata Rocky Gerung dengan melemparkann wacana yang menjagokan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2024. Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyebut banyak pihak yang sebetulnya ingin Jokowi lengser sebagai presiden.

Namun, menurutnya ada rasa takut jika hal tersebut dianggap makar dan menyalahi aturan.

Hal itu disampaikannya melalui tayangan YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (24/1/2020).

Mulanya, Rocky menyinggung nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Ia menilai, Anies Baswedan punya potensi besar menjadi presiden di 2024.

Namun, menurut Rocky, Jokowi tak rela jika Anies Baswedan bakal menjadi presiden setelahnya.

Karena itu, Jokowi justru menjagokan Sandiaga Uno di Pilpres 2024.

"Jadi Pak Jokowi juga menginginkan Anies enggak jadi presiden," ucap Rocky.

"Karena dia cari siapa yang bisa ditunjukkan. Sandi kemarin dipuji-puji."

Pernyataan Jokowi itu diduga merupakan bentuk usaha menjatuhkan nama Anies Baswedan.

"Tapi itu kan dipuji dalam rangka, disodorkan untuk melemahkan nama Anies kan," bebernya.

"Jadi orang dengan mudah baca bahwa Pak Jokowi ingin melecehkan Anies dengan mengajukan nama Sandi."

Namun, Rocky menilai apa yang dilakukan Jokowi itu tak ada artinya.

Bahkan, Sandiaga Uno disebutnya juga tak bakal peduli dengan ucapan Jokowi itu.

"Dan orang tahu bahwa ya itu permainan ecek-ecek lah," ucap Rocky.

"Dan Sandi mungkin mengabaikan 'Ah itu lelucon aja'."

Tak hanya itu, Rocky bahkan menduga Jokowi tengah berusaha mengadu domba Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

"Atau dalam upaya untuk adu domba segala macam, kan itu kelihatannya begitu," tutupnya.

Lantas, Rocky menyinggung soal masa jabatan Jokowi hingga 2024 mendatang.

Ia menilai, banyak pihak yang sebenarnya ingin Jokowi lengser sebelum masa jabatan berakhir.

"Karena orang menganggap bahwa jangan lama-lama lah kepresidenan," kata Rocky.

"Jadi psikologi orang sebetulnya menginginkan ada perubahan cepet-cepet kan."

Namun, keinginan orang-orang itu disebutnya terbentur dengan rasa takut dianggap melanggar aturan.

"Tapi orang khawatir 'Jangan-jangan disebut makar, jangan-jangan disebut kriminal'," ucapnya.

"Ya biasa aja orang punya opsi untuk mengganti presiden sebelum jabatannya selesai ya biasa aja kan."

Terkait hal itu, Rocky menduga Jokowi kini tengah berusaha agar tak dilengserkan sebelum masa jabatan habis.

"Setiap orang sekarang juga berpikir seperti itu," bebernya.

"Dan presiden juga berpikir bagaimana supaya dia tidak diganti sebelum masa jabatannya habis."

Pada kesempatan itu, sebelumnya Rocky Gerung mengungkap adanya sinyal perpecahan antara PDIP dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menyatakan perpecahan itu terjadi karena Jokowi belum bisa memenuhi ambisi PDIP.

Menurutnya, kini PDIP cenderung berusaha menguasai kejaksaan.

Sedangkan Jokowi, telah berhasil sepenuhnya menguasai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Secara gampang misalnya PDIP akan memakai kejaksaan sebagai peralatan politik," kata Rocky.

"Etis tidak etis itu soal lain, tapi faktanya begitu."

Lantas, Rocky mengungkap persaingan kekuasaan antara PDIP dan Jokowi.

"PDIP ingin menguasai kejaksaan, ceritanya panjang kemarin," ujar Rocky.

"Jokowi secara real sudah menguasai KPK."

Menurutnya, kedua lembaga negara itu memiliki tugas yang berbeda.

Sehingga besar kemungkinan kejaksaan dan KPK untuk saling menjatuhkan.

"Jadi dua peralatan hukum ini, kejaksaan dan KPK bisa saling menyandera," tegasnya.

Rocky menilai, Jokowi dan PDIP memiliki ambisi berbeda yang sama-sama belum terpenuhi.

Di periode kedua kepemimpinannya, Jokowi disebut ingin meninggalkan 'warisan' untuk pemerintahan selanjutnya.

"Karena dua tokoh di situ punya ambisi yang belum terpenuhi," ucap Rocky.

"Jokowi tentu punya ambisi politik baru setelah dua periode selesai dia mesti tanamin ambisi baru pada dinastinya atau lainnya."

Sementara itu, PDIP memiliki ambisi yang lain.

Rocky menyatakan, PDIP kini merasa kecewa karena Jokowi belum berhasil mewujudkan ambisi partai.

"PDIP masih dalam suasana kejengkelan bahwa kadernya itu tidak memberi ruang manuver yang banyak pada PDIP," bebernya.

"Dan PDIP bisa kehilangan banyak akses politik dan ekonomi karena dianggap presiden kurang melayani kepentingan PDIP. Ini real politiknya begitu," sambungnya.

Terkait persaingan PDIP dan Jokowi, Rocky menilai tak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat.

Untuk itu, ia menyebut rakyat tinggal menunggu momentum persaingan PDIP dan Jokowi itu meledak.

"Rakyat nonton itu dan rakyat mengerti juga akhirnya," ucap Rocky.

"Jadi rakyat menunggu momentum kapan persaingan itu betul-betul meledak sebagai problem politik."

Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengungkapkan, dirinya tak pernah mengincar jabatan saat ia terjun ke dunia politik dengan bergabung ke PDI Perjuangan.

Ahok memandang jabatan merupakan akibat dari sebuah perjuangan politik yang ia lakukan. Karena itu, katanya, bukan tidak mungkin jika dirinya menjadi presiden pada masa mendatang. (*)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Rocky Gerung Nyatakan Ahok Lebih Pantas Dampingi Anies Baswedan Saat Pilpres 2024, https://kupang.tribunnews.com/2020/06/01/rocky-gerung-nyatak an-ahok-lebih-pantas-dampingi-anies-baswedan-saat-pilpres-2024

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved