Kematian George Floyd

Mengapa Demonstrasi Damai Memprotes Kematian George Floyd Bisa Berubah Jadi Kerusuhan & Penjarahan?

Sebagian besar unjuk rasa ini berlangsung damai, namun dalam mayoritas kasus, para pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi, membakar mobil-mobil

Editor: Agustinus Sape
GETTY IMAGES
Unjuk rasa damai di seluruh Amerika Serikat memprotes pembunuhan George Floyd berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan di sejumlah kota. 

"Pemolisian yang baik mencoba untuk menghindari mentalitas 'kita' dan 'mereka', dan juga berusaha menghindari perasaan bahwa polisi dapat bertindak dengan cara yang oleh orang-orang dianggap tidak sah," kata Prof Stott.

Kendaraan-kendaraan milik polisi termasuk yang ada di New York dibakar massa pengunjuk rasa.
Kendaraan-kendaraan milik polisi termasuk yang ada di New York dibakar massa pengunjuk rasa. (REUTERS)

Dr Ho juga yakin bahwa negosiasi adalah cara terbaik - tetapi menunjukkan bahwa "salah satu hal tersulit hari ini adalah bahwa banyak unjuk rasa berlangsung tanpa pemimpin. Jika Anda tidak dapat menemukan pemimpin, Anda tidak dapat bernegosiasi dengan mereka."

Secara umum, tambahnya, para politisi bisa membuat masalah menjadi lebih baik - atau lebih buruk - berdasarkan pendekatan mereka terhadap dialog, dan apakah mereka menggunakan undang-undang darurat.

Namun, pada akhirnya, kerusuhan bisa menjadi gejala ketegangan yang mendalam dan masalah rumit yang tidak memiliki solusi yang mudah.

Prof Hunt mengatakan kerusuhan AS pekan ini adalah yang paling serius sejak 1968 - setelah Martin Luther King dibunuh.

"Anda tidak dapat berpikir tentang kebrutalan polisi, dan profil komunitas tertentu, tanpa memikirkan ketidaksetaraan yang ada di masyarakat dan menyulut keprihatinan itu," katanya.

"Kasus George Floyd bukanlah penyebabnya - ini lebih seperti peristiwa pemuncak. Anda dapat berargumen bahkan pembunuhan yang dilakukan polisi adalah gejala - penyebab utamanya adalah supremasi kulit putih, rasisme, dan hal-hal yang secara mendasar belum ditangani oleh AS. "

Sumber: BBC News Indonesia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved