Tujuh Tempat Bersejarah di Ende Terkait dengan Bung Karno,Ada yang Tanpa Penanda &TakTerawat;
Sebelah kiri ada beberapa kotak kaca berisi peralatan rumah tangga seperti gelas, dulang, setrika besi, sarung Kalimantan Timur.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Ambuwaru menuturkan, pengasingan Bung Karno, sangat berkesan bagi mereka dan tentu seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Ende bisa menjaga rumah itu dengan baik.
Tidak hanya itu, kata Ambuwaru, Pemkab Ende juga mesti merawat tempat-tempat lain yang punya kaitannya dengan Soekarno. "Yah contohnya Gedung Imakulata itu," ungkapnya.
Menurut Ambuwaru, Kakeknya Haji Abdullah, merupakan seorang pedagang dan tokoh di Kelurahan Kotaraja. Karena Haji Abdullah seorang pedagang, kata Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah cukup dikenal, di Ende maupun luar Ende.
Cerita tentang Soekarno, kata Ambuwaru, diwariskan turun temurun secara lisan oleh Kakeknya. "Jadi saya dapat cerita dari ayah saya Ahmad Ambuwaru, yang kala itu sering menemani kakek bertemu Bung Karno," ungkapnya.
"Orang banyak kenal beliau, dan dia juga tokoh di sini. Waktu itu, ada ketika Bung Karno tiba di Ende, ada orang yang datang menemui kakek menanyakan rumah yang mau ditempati Bung Karno," ungkapnya.
Menurut Ambuwaru, saat di Ende Soekarno mencari dan ingin tinggal di rumah yang menghadap ke Timur atau ke arah matahari terbit.
"Dan rumah kakek saya itu menghadap ke timur dan kala itu mungkin satu-satunya rumah yang cukup bagus, yah rumah kakek saya," ungkapnya.
Menurutnya, kala itu, rumah Kakek Haji Abdullah ditempati oleh kontraktor asal Pulau Jawa dari PT. Hutama Karya yang mengerjakan proyek jalan trans Flores.
"Nah karena Soekarno mau tinggal di rumah itu, kontraktor dipindahkan oleh kakek, setelah Soekarno pulang, kontraktor itu tinggal lagi di rumah itu," ungkap.
Dia menceritakan, selama berada di rumah pengasingan Bung Karno bergaul akrab dengan warga sekitar.
Lanjutnya, 31 Oktober 1938 Bung Karno bersama keluarga meninggalkan Ende dan kembali lagi ke Ende 1985 setelah Indonesia merdeka.
"Waktu dia kembali lagi ke Ende, Bung Karno minta langsung ke Kakek Abdullah bahwa rumah pengasingan itu dijadikan tempat situs, tempat bersejarah," ungkapnya.
Rumah Pengasingan Dianggap Mistis, Embuwaru dan Keluarga : Kami Tidak Rasa Apa-apa
Ambuwaru menceritakan, banyak sekali cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat tentang rumah pengasingan Bung karno.
"Kalau kami sendiri yang sehari-hari di sini, kami merasakan apa-apa, apalagi itu rumah kakek, kami aman-aman saja," kata dia.